Kecelakaan Bus yang Kepalang Tanggung
Klarifikasi Elnusa Petrofin Soal Insiden Laka Lantas Mobil Tangki (BBM) di Jalan Raden Puguh, Lombok Tengah-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Di keremangan senja, Sabtu, 11 Mei 2024, bus Putera Fajar berhenti di Restoran Bang Jun, Ciater, Jabar. Semua penumpang turun untuk makan dan salat. Seusai rehat, bus masih diperbaiki kernet dan sopir, sampai sejam. Lalu berangkat, ternyata remnya blong, bus terguling, 11 orang tewas.
KECELAKAAN ini akibat kebiasaan sopir kendaraan umum: Kepalang tanggung. Jika kendaraan bermasalah di tengah jalan, diperbaiki sopir dan kernet ala kadarnya. Mereka tidak menelepon perusahaan busnya, misalnya, minta kendaraan pengganti. Tidak. Karena kebiasaan lama itu tadi: Kepalang tanggung.
Padahal, problem pada rem. Paling vital. Lebih baik mesin rusak dan kendaraan tak bisa jalan daripada rem blong kendaraan tak bisa berhenti.
BACA JUGA: Tanggapi Kecelakaan Bus di Ciater, Subang, Kemenhub Sebut Bus Putera Fajar Tak Berizin
Ketika bus diperbaiki, penumpang menunggu. Semua penumpangnya pelajar kelas XII, SMK Lingga Kencana Depok, yang dalam perjalanan pulang. Dari wisata ke Bandung. Wisata sekaligus acara perpisahan sekolah karena mereka semua baru lulus dan akan berpisah.
Saat penumpang menunggu, pemilik restoran Bang Jun, Muslim Nurdin, 30, keluar dari restoran, menuju lapangan parkir, mendekati bus yang diperbaiki. Muslim kepada wartawan mengatakan, ia menyapa sopir dan kernet yang sibuk memperbaiki bus.
Muslim: ”Saya tanya ke mereka, problemnya apa? Dijawab, temperatur mesin terlalu tinggi. Lalu, saya bilang ke mereka, saya selalu menyapa sopir yang makan di warung saya ini. Sebab, jalanan di sini menuju Subang menurun tajam dan panjang. Maka, harus hati-hati. Kondisi rem harus bagus.”
BACA JUGA: Ini Ancaman Hukuman Jika Operator Bus Trans Putera Fajar Terbukti Lalai Hingga Akibatkan Kecelakaan
Tapi, kata sopir, problem bukan pada rem. Melainkan, temperatur mesin.
Muslim: ”Saya sampai ikut naik ke kursi sopir. Memperhatikan indikator termometer. Sampai kemudian temperatur mesin turun. Kemudian, mereka memutuskan untuk berangkat. Saya tanya sekali lagi, kalau tidak aman, sebaiknya ditunda dulu, minta armada pengganti.”
Namun, sopir menjawab: Aman. Muslim bertanya lagi, benarkah aman? Kalau ragu-ragu sebaiknya ditunda dulu. Sopir tetap menyatakan aman. Lalu, bus siap berangkat. Para penumpang naik. Muslim memandangi saat bus berangkat. Ia melambaikan tangan sambil menyarankan agar sopir hati-hati di jalan menurun.
Belum lima menit Muslim masuk ke restoran, ia melihat jalan di depan restorannya, Jalan Ciater Subang, macet. Ia keluar restoran lagi. Kepo penyebab macet. Ternyata ada sopir di jalan mengatakan, ada bus terguling. Nama busnya Putera Fajar.
BACA JUGA: Kakorlantas Polri Selidiki TKP Kecelakaan Bus Ciater, Subang: Tidak Ada Jejak Rem!
Spontan, Muslim mengambil motor, berangkat ke jalan menurun tajam yang katanya ada bus terguling. Benar. Bus yang mengunjungi restorannya terguling. Muslim ikut menolong para korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: