Juri Surabaya Tourism Award 2024 Melakukan Kunjungaan ke Balinya Surabaya dan Atlantis Land

Juri Surabaya Tourism Award 2024 Melakukan Kunjungaan ke Balinya Surabaya dan Atlantis Land

Umat yang hendak beribadah ke Pura Agung Jagat Karana Surabaya. Pura itu lekat dengan tradisi Hindu Bali. Begitu pun tata cara peribadatannya. -M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jadwal visitasi para juri SURABAYA Tourism Award (STA) 2024 dilakukan pada 18-19 Mei 2024. Berkunjung ke beberapa titik objek wisata di SURABAYA. Para juri mengantongi catatan-catatan tentang hasil visitasi itu. Apa saja?

Pada 18 Mei siang, para juri mengunjungi tiga tempat: Kampung Wisata Pecinan, Pura Agung Jagat Karana dan Surabaya North Quay. Pada kunjungan ke Pura Jagat Karana, mereka disambut oleh I Made Sudiantara, koordinator Seni Budaya dan Pariwisata pura tersebut.

Pura tersebut, seperti halnya pura lain, memiliki tiga ruang atau mandala. Halaman depan adalah Mandala Kanistan. Ruang tengah merupakan Mandala Madya. Kedua ruangan itu kerap digunakan oleh para tamu atau wisatawan yang ingin berkunjung.

BACA JUGA: Surabaya Tourism Award 2024, 30 Finalis Terpilih

Sedangkan mandala ketiga adalah Mandala Utama. Yakni tempat beribadah. "Pura ini secara resmi berdiri tahun 1969. Bisa disebut sebagai pura induk. Tempat pelaksanaan upacara-upacara besar," ujar Made. Maka, pura itu kerap dikunjungi oleh wisatawan. Banyak di antaranya tamu asing yang sedang berwisata dengan kapal pesiar.


Jro Mangku Gusti Komang sedang berjalan di depan Mandala Utama. Seperti pura lain, Pura Agung Jagat Karana memiliki tiga ruang atau tiga mandala. -M Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

"Juga wisatawan lokal. Sebab, jika ingin menikmati suasana khas Bali di Surabaya, bisa menuju pura ini. Karena pura ini lekat dengan tradisi dan ikon-ikon Bali," terangnya.

Made mengajak para juri masuk ke ruang ibadat atau Mandala Utama. Di sana terdapat beberapa umat yang sedang bersembahyang, dipimpin oleh Pemangku Gusti Komang. 

Hadir pula Putu Murni, Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Surabaya. Ruang bagian dalam tersebut sakral dan tentu sangat terjaga kebersihan dan kerapiannya.

Pura Jagat Karana juga menyediakan brosur bagi setiap pengunjung. Dalam brosur itu tertera bahwa pura itu pernah menjadi juara II STA 2023, kategori Service Excellence.

BACA JUGA:Shangri-La Hotel Surabaya Membidik Gelar Sama pada Surabaya Tourism Award 2024

"Tahun ini kami masuk dalam kategori Culture and Religion Based Tourism, atau Wisata Budaya dan Keagamaan. Semoga STA 2024 ini kami bisa meraih juara pertama. Karena memiliki kelengkapan dari sisi budaya dan relijiusitasnya," ungkap Made. 

Menurut Doan Widhiandono, juri sekaligus Dosen FISIP Untag Surabaya serta Wapimred Harian Disway, keberadaan Pura Jagat Karana menunjukkan bahwa di segala sisi, Surabaya punya wajah kebhinekaan yang bisa menjadi tempat belajar.

"Pengunjung bisa kemari untuk menambah pengetahuan mereka terkait kebhinekaan tersebut," ungkapnya. Para juri menyebut bahwa objek wisata tersebut telah memenuhi kriteria sebagai objek wisata relijius sekaligus kultural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: