Eksistensi Tarian Kagura dari Kota Matsumae di Hokkaido yang Jadi Perjuangan Kesinambungan Budaya
Tarian kagura dari Matsumae di Hokkaido jadi warisan budaya lokal Jepang yang diangkat dari tarian sakral agama Shinto. --
Berkaitan dengan kesakralannya, tarian kagura hanya dapat dilakukan dan diwariskan oleh pendeta Shinto. Seiring berkembangnya zaman, tarian itu mengalami pergeseran dalam pewarisannya, khususnya kagura Matsumae.
ERA AGING SOCIETY
Menilik kembali pada krisis populasi yang terjadi di Jepang, eksistensi budaya lokal terancam punah. Dilansir dari laman situs European Parliament, krisis populasi di Jepang dapat dikatakan sangat memprihatinkan sehingga termasuk kategori super-aged society.
Yakni tingginya populasi penduduk berusia 65 tahun atau ke atas sebanyak 28,7 persen yang didominasi wanita. Situasi depopulasi sangat tampak pada Kota Matsumae.
Data dari Pemerintah Kota Matsumae menunjukkan, terdapat sekitar 6 ribu jiwa yang menempati Kota Matsumae. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus berkurang hingga 5 ribu jiwa.
BACA JUGA:28 Semifinalis Ikuti Pembekalan Koko Cici Jatim, Belajar SOP Penugasan
Fenomena aging society di Kota Matsumae makin buruk dengan adanya urbanisasi atau mobilisasi penduduk ke kota besar. Sebagian besar penduduk, terutama generasi muda, memutuskan pindah ke kota.
Untuk mendapatkan akses pendidikan dan pekerjaan yang bergaji besar. Tindakan mobilisasi menjadi tantangan tambahan bagi pelestarian kagura Matsumae.
Penuaan populasi dan urbanisasi menjadi tantangan utama dalam pewarisan tarian kagura di Kota Matsumae. Dua keadaan tersebut cukup mencerminkan urgensi revitalisasi tarian agar kearifan lokal tetap terjaga.
Selain itu, kondisi tarian kagura Matsumae yang berada di ambang kepunahan menjadi penanda enggannya penduduk lokal untuk kembali ke tempat asalnya karena pemikirannya berpusat pada pengembangan karier dan pendidikan.
BACA JUGA: Ulang Tahun Thian Siang Sing Boo di TITD Kim Hin Kiong: Meneladani Cinta Tanpa Beda
Tendensi semacam itu sangat besar jika dilihat dari kondisi perkotaan yang lebih menjanjikan. Potensi kepunahan kagura Matsumae dapat diumpamakan sebagai efek domino karena turut memengaruhi eksistensi budaya lokal lainnya.
Secara faktual, hal tersebut turut berdampak pada eksistensi komunitas di sekitar kuil dan keberlanjutan pewarisan cerita rakyat. Melalui ancaman kepunahan tarian kagura Matsumae, dapat dipahami bahwasannya suatu budaya dapat mengalami keterputusan apabila tidak ada generasi yang hendak meneruskannya.
PEMBELAJARAN LOKALITAS BUDAYA
Sebagai negara yang kental akan kebudayaan, Pemerintah Kota Matsumae bekerja sama dengan komunitas pelestarian kagura untuk memberikan pembelajaran lokalitas kebudayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: