Serangan Semakin Intens di Rafah, Israel Ingin Kuasai Koridor Philadelphi di Perbatasan Rafah-Mesir
Warga Palestina yang mengungsi berjalan di sepanjang Koridor Philadelphi, atau koridor Salaheddin di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir pada 14 Januari 2024.-MAHMUD HAMS-AFP
HARIAN DISWAY - Serangan militer Israel masuk semakin dalam ke wilayah Rafah. Yang terbaru, pertempuran telah meluas menjadi perebutan koridor Philadelphi yang berada di perbatasan Palestina dan Mesir antara militer Israel dan pejuang Hamas.
Koridor Philadelphi atau Salaheddin, merupakan zona sempit yang membentang sepanjang 14 kilometer dengan lebar 100 meter, yang berada di perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir. Koridor ini dibangun pada waktu kependudukan Israel di wilayah Gaza antara tahun 1967 dan 2005.
Tujuan pembangunan koridor Philadelphi sendiri adalah untuk mempermudah kontrol pergerakan masuk dan keluar dari wilayah Palestina, serta mencegah terjadinya penyelundupan senjata.
BACA JUGA:Bombardir Selatan Gaza, Israel Berhasil Ambil Alih Jalur Perbatasan Palestina-Mesir
Selepas penarikan sepihak oleh militer Israel dari wilayah Gaza pada tahun 2005, Pemerintahan Mesir bersama dengan Pemerintah Palestina segera mengamankan koridor Philadelphi dengan membentuk pasukan penjaga perbatasan.
Selain itu, Mesir juga membuat sebuah perjanjian dengan pihak Israel untuk menetapkan wilayah koridor Philadelphi sebagai zona buffer. Istilah ini mengacu pada wilayah kosong yang diawasi dengan ketat.
Namun pada tahun 2007, kelompok Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza. Hal ini mengakibatkan naiknya kekhawatiran atas perdagangan senjata di daerah perbatasan.
BACA JUGA:Netanyahu Akui Serangannya Sebagai Kesalahan Tragis, PBB: Pengakuan Tak Berarti!
Dilansir dari AFP, sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menekankan bahwa ia akan merebut koridor Philadelphi.
"Koridor Philadelphi ... harus ada di tangan kita. Itu harus ditutup," kata Netanyahu dalam konferensi pers pada 30 desember 2023.
Merespon pernyataan Netanyahu, Kepala Layanan Informasi Negara Pemerintah Mesir Diaa Rashwan memprotes rencana perebutan tersebut.
BACA JUGA:Israel Serang Pusat Pengungsian Rafah, Sekjen PBB Buka Suara: Kengerian Ini Harus Dihentikan
Rashwan menyampaikan dalam saluran berita pan-Arab bahwa upaya “pendudukan” semacam itu jelas “dilarang berdasarkan perjanjian". Bahkan, hal tersebut merupakan suatu "ancaman pelanggaran perjanjian damai Israel-Mesir".
Sementara itu, pasukan militer Israel telah berhasil menguasai koridor Philadelphi dalam penyerangan yang dilakukan pada hari Rabu, 29 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: