Family Business Summit 2024: Sumbang 60% Sektor Swasta, 80% GDP Dunia, Mengapa Bisnis Keluarga Penting?

Family Business Summit 2024: Sumbang 60% Sektor Swasta, 80% GDP Dunia, Mengapa Bisnis Keluarga Penting?

Family Business Summit 2024: Sumbang 60% Sektor Swasta, 80% GDP Dunia: Mengapa Bisnis Keluarga Penting?-Ragil Putri Irmalia/Harian Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Family business, atau bisnis keluarga, merupakan salah satu pilar penting dalam ekonomi global. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Hadi Cahyadi, Managing Partner Helios Capital dan Dosen Universitas Tarumanegara, dalam Family Business Summit 2024: Longevity of Family Business Amid The Challenge of Continuous Disruption. Forum keempat ini diselenggarakan di Grand Hyatt Jakarta pada hari Jumat, 7 Juni 2024.

"Hari ini merupakan kesempatan istimewa bagi para akademisi dan praktisi untuk berkumpul dan saling berbagi ilmu. Forum ini menghadirkan para pelaku bisnis keluarga besar sehingga para peserta dari bisnis keluarga lain dapat belajar dari pengalaman mereka. Setiap orang ingin berkembang, dan mereka ingin belajar dari mereka yang telah berhasil," tutur Hadi.

Dalam sambutannya, Hadi mengungkapkan kontribusi signifikan family business. Namun, penelitian tentang bisnis keluarga masih tergolong minim.

"Di dunia, 60 persen sektor swasta disumbang oleh family business. Lalu 80 persen GDP dunia dipegang dan dikontribusi oleh family business. Begitu besar kontribusinya, namun penelitiannya masih sedikit sekali," lanjutnya.

BACA JUGA:Seres 7 Tampil Perdana di IIMS Surabaya 2024

BACA JUGA:Presiden Jokowi Apresiasi Pertamina Hulu Rokan, Penghasil Migas Terbesar di Indonesia

Menurut Hadi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), family business menyumbang 96,16 persen lapangan kerja di Indonesia. Selain itu, mereka juga berkontribusi sebesar 53,28 persen terhadap PDB Indonesia.


Family Business Summit 2024: Sumbang 60% Sektor Swasta, 80% GDP Dunia: Mengapa Bisnis Keluarga Penting?-Ragil Putri Irmalia/Harian Disway-

Family Business Summit 2024 terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas tentang tantangan mengelola bisnis keluarga. Hadi juga membahas tentang "kutukan generasi ketiga" yang pernah ia tulis dalam bukunya Go Perpetuate: How to Beat the 3rd Generation Curse.

"Hari ini banyak sekali peserta dari generasi kedua dan ketiga dari family business yang berhasil hadir. Mereka saling belajar tentang longevity, disruption, CEO, dan profesionalisme," imbuh Hadi.

Sesi tersebut dihadiri oleh Prof. Toshio Goto (Dosen Universitas Ekonomi Jepang), Darmawan Junaidi (Direktur Utama Bank Mandiri), dan Prof. Dr. Ariawan Gunadi (Ketua Tarumanegara Foundation).

Pada sesi kedua, Hadi turut ambil bagian dalam topik Non-Family CEO dan profesional dalam mengelola family business. Turut hadir pula Director of Ciputra Group Cipta Ciputra Harun. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: