5 Fakta Perekonomian RI Melemah: Dari Rupiah Anjlok hingga Marak PHK Karyawan

5 Fakta Perekonomian RI Melemah: Dari Rupiah Anjlok hingga Marak PHK Karyawan

Menteri Keuangan Sri Mulyani usai bertemu dengan asisten Menteri Keuangan AS Alexia Latortue -smindrawati/Instagram-

HARIAN DISWAY - Saat ini, perekonomian Indonesia belum bisa dikatakan baik. Data data ekonomi yang muncul belakangan ini patut menjadi perhatian berbagai pihak.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani menegaskan bahwa, proyeksi ekonomi dunia diperkirakan masih suram hingga tahun ke depan. Sri Mulyani mengingatkan besarnya tantangan serta berbagai risiko ekonomi global yang mungkin terjadi hingga 2025.

Dari dalam negeri, kondisi ekonomi mulai mengalami tantangan serupa. Nilai tukar rupiah serta tingginya suku bunga saat ini membuat ekonomi Indonesia dalam ancaman.

Bila kondisi ini terus berlanjut, maka beragam dampak buruk bisa menghantam Indonesia. Mulai dari ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga daya beli melemah. 


Mentri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani dalam rapat kerja menteri keuangan dan Gubernur BI--

Berikut ini lima hal yang menunjukkan ekonomi RI sedang tidak baik-baik saja.

1. Deflasi 2 Bulan Beruntun

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) turun atau deflasi sebesar 0,08 % pada Juni 2014 dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Secara tahunan (year on year), IHK masih naik atau mengalami inflasi sebesar 2,51 % pada Juni 2024. Inflasi inti melandai ke 1,9 % (year on year) pada Juni.

Sebagai catatan, IHK pada Mei 2024 juga turun atau mengalami deflasi 0,03 % (mtm). Tetapi, secara tahunan mengalami inflasi sebesar 2,51 %.

Inflasi umum (yoy) adalah yang terendah sejak September 2023. Dengan deflasi pada Juni 2024 maka deflasi sudah terjadi dua bulan beruntun.

Dalam 5 tahun terakhir, rata rata inflasi Juni menyentuh 0,02 % atau relatif tinggi. Secara historis, inflasi biasanya naik di Juni karena ada biaya persiapan sekolah untuk musim ajaran baru dan liburan panjang sekolah.

Terjadinya deflasi pada Juni dan deflasi selama 2 bulan beruntun pun menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bps