Naik Haji Bersama Mabruro (10): Gelar Istighosah, Fokus Persiapan untuk Armuzna

Saking berharganya, tanah Arafah tidak akan berarti apa-apa bila tak digunakan untuk pelaksanaan wukuf oleh seluruh jamaah haji. Sebab, pada hari-hari biasa, Arafah hanyalah tanah yang tandus.

Misbach juga memberi arahan seputar hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan selama rangkaian puncak ibadah haji. Mulai dari bermiqat, berihram, hingga melontar jumrah. Misalnya, untuk jamaah lelaki tak boleh mengenakan topi, sepatu, dan pakaian berjahit.

Sementara jamaah perempuan wajib mengenakan pakaian tertutup. Hanya bagian wajah dan telapak tangan yang boleh terbuka. Semua jamaah pun dilarang menggunakan wewangian selama prosesi ibadah haji.

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (7): Ibadah Tenang, Tak Risau Isu Visa Ilegal

Pembimbing Ibadah Haji khusus Mabruro KH Mochamad Misbach memberi pembekalan ibadah haji.-Mabruro for Harian Disway-

Selain itu, juga dilarang membunuh hewan, menggosip, potong kuku.

Hal-hal itu dilarang sejak jamaah sudah mengucapkan niat berhaji. “Simpel tapi sering banyak yang lupa saat pelaksanaan. Karena hampir 90 persen jamaah memang baru kali pertama berhaji,” tutur Misbach.

Bekal tuntunan ini sangat penting disampaikan kepada para jamaah. Terutama untuk jamaah lansia yang kerap lupa. Kadang beberapa jamaah masih menggunakan wewangian seperti sabun dan sampo saat mandi.

Harapannya, dengan pematangan tuntunan ini, para jamaah bisa saling mengingatkan satu sama lain. Kegiatan kemarin ditutup dengan doa bersama. Para jamaah diajak istighosah bersama. Mulai setelah salat Maghrib hingga jelang salat Isya’. Satu jam penuh. 

“Cara berdoa memang masing-masing. Nah, khusus di Mabruro, istighosah ini sudah menjadi tradisi,” jelas Misbach. Berdoa untuk memohon diberi kesehatan dan kelancaran hingga pelaksanaan ibadah haji rampung. Sehingga 109 jamaah haji khusus Mabruro benar-benar menjadi haji yang mabrur. (/bersambung)

Sumber: