Tunanetra Jagoan, Bikin Tim Perahu Naga di Hong Kong
PEREMPUAN HEBAT, Kitty Lau (dua dari kanan) bersiap di perahu bersama kawan-kawannya.-Isaac Lawrence-AFP-
Prestasi tak seyogianya dibatasi oleh apa pun. Bahkan tak bisa dibatasi oleh keterbatasan itu sendiri. Itulah yang yang dilakukan para penyandang tunanetra di Hong Kong. Mereka menggabungkan diri menjadi satu tim yang solid lagi kuat.
NAMANYA sangat keren: The Darkness Fighters alias Ksatria Kegelapan. Sesuai nama, anggota kelompok itu adalah orang-orang yang hidup dalam kegelapan. Yakni, para penyandang tunanetra.
The Darkness Fighters adalah satu-satunya tim di Hong Kong yang menggabungkan para tunanetra dan relawan bermata awas. Dan mereka mampu berkompetisi dalam Festival Perahu Naga, event tahunan yang kali ini diselenggarakan pada Senin, 10 Juni 2024.
BACA JUGA : Jepang Ciptakan AI Suitcase, Koper Cerdas Pemandu Tunanetra
Diwawancarai Agence France-Presse, mereka tampak sedang membelah sungai Shing Mun yang berwarna kehijauan di Hong Kong. Perahu yang mereka tumpangi melaju ditingkahi kecipak air para penyandang tunanetra itu. Instruksi pelatih membuat gerak mereka menjadi serempak.
’’Kami harus bersatu dan waspada,’’ ucap Samrid Wongchan, tunanetra berumur 62 tahun. ’’Gerak setiap orang harus sinkron,’’ tambahnya.
BERIRINGAN, anggota The Darkness Fighters dan relawan berjalan menuju perahu untuk berlatih.-Isaac Lawrence-AFP-
Saat tim lain mengandalkan isyarat visual dan suara, satu-satunya andalan The Darkness Fighters adalah pendengaran. "Kami harus mendengarkan dengan cermat lingkungan sekitar," kata Wongchan.
Keselamatan juga menjadi perhatian utama. Hal-hal yang dianggap sepele oleh orang lain harus diperhatikan dengan cermat oleh anggota tim. Misalnya, saat naik-turun ke perahu yang posisinya lebih rendah dari dermaga. Atau saat harus duduk dan menyiapkan dayung.
BACA JUGA:Pekerja Hong Kong Didera Panas Menyengat, Seperti Bekerja di Dalam Sauna
The Darkness Fighters berdiri pada 2018. Sekarang, anggotanya sekitar 50 orang. Sebagian di antaranya adalah pensiunan dengan tingkat penglihatan dan kebugaran fisik yang bervariasi.
Kecintaan mereka pada perahu naga memang layak dimaklumi. Olahraga itu memang khas Tiongkok. Sudah sangat populer sebagai salah satu bentuk tradisi. Bahkan berkembang menjadi olahraga yang mendunia.
Balap perahu naga membutuhkan fisik yang kuat. Juga koordinasi yang tepat di antara lebih dari 20 pendayungnya. Mereka harus seirama saat mengikuti ketukan drum yang menjadi pemandu gerak.
SANG PELATIH, Yung Chi-wah (dua dari kanan), berdiri di tepi dermaga saat seluruh anggota The Darkness Fighters sudah siap di perahu.-Isaac Lawrence-AFP-
The Darkness Fighters dilatih oleh Yung Chi-wah, seorang petugas pemadam kebakaran. Untuk melatih, mau tidak mau ia harus menyentuh tangan pendayung satu per satu. Menunjukkan gerakan yang benar.
"Setelah latihan, suara saya pasti serak karena harus berteriak," tambah Yung. Yang paling sulit, katanya, adalah memadukan kecepatan mendayung. Sebab, kalau kecepatan mendayung tak sama, perahu justru bisa berputar tak keruan.
Tim itu memang kerap memenangkan lomba. Kerap mendapat hadiah. Tetapi, kata Yung, kemenangan itu bukan segalanya. ’’Yang lebih penting, penyandang tunanetra mau berkumpul dan tidak menyembunyikan diri,’’ ucapnya.
BACA JUGA : 8 Tempat Terbaik Menikmati Es Krim dan Gelato di Hong Kong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: