Heritabilitas Politik Gibran dan Kaesang dalam Genopolitik

Heritabilitas Politik Gibran dan Kaesang dalam Genopolitik

Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka.--

GIBRAN RAKABUMING RAKA sebagai putra Presiden Jokowi sudah berhasil menjadi wakil presiden terpilih di Pemilu Presiden 2024 kemarin. Sekarang, giliran adiknya Kaesang Pangarep yang dicalonkan untuk menjadi calon wakil gubernur di Pilkada Jakarta. 

Bahkan isu yang berkembang akan digandengkan dengan Anies Baswedan yang notabene saat ini menjadi bakal calon dengan elektabilitas tertinggi. Tampilnya Gibran dan Kaesang menjadi kajian menarik. 

Keduanya terjun di dunia politik dipengaruhi oleh lingkungan (faktor di luar dirinya) yaitu keinginan orang tuanya atau faktor dari dalam dirinya sendiri bisa dilihat dari minat atau motivasi orientasi politik Gibran dan Kaesang. Sebuah sikap dan orientasi politik seseorang merupakan sebuah proses yang panjang. 

Sikap dan orientasi politik merupakan hasil gabungan dari faktor biologis dan lingkungan. Selama ini, ilmuwan politik lebih banyak mengkaji sikap dan orientasi politik dari perspektif pengaruh lingkungan. Perkembangan interdisiplin antara ilmu politik dan biologi (gen) memungkinkan untuk memotret asal usul sikap dan orientasi politik seseorang. 

BACA JUGA:Gibran Bagi-Bagi Buku Gratis Bergambar Jan Ethes di SDN Margorejo VI/524, Ini Penampakannya

BACA JUGA:Gibran: Pak Emil Satu Paket dengan Bu Khofifah

Selama ini kita melihat majunya Gibran menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2024 kemarin lebih dipengaruhi oleh dorongan orang tua dalam hal ini Presiden Jokowi. Begitu pula rencana majunya Kaesang menjadi bakal calon Wakil Gubernur Jakarta nanti. Terlepas apakah lingkungannya mendukung, dalam hal ini infrastruktur hukum dengan mengakomodasi peluang majunya Gibran dan Kaesang. 

Kemungkinan kedua, memang Gibran dan Kaesang minat dan orietasi politiknya diwariskan (heritability) dari Presiden Jokowi. Hal ini memantik perdebatan lama antara ilmu sosial dan ilmu alam. Namun seiring perkembangan teknologi dan perkembangan keilmuan yang mengharuskan kajian interdisipliner memungkinkan untuk meleburkan sekat-sekat keilmuan. 

Studi tentang keterkaitan antara genetika dan politik telah menjadi salah satu bidang penelitian yang semakin menarik perhatian. Ini adalah bidang yang secara interdisipliner mencoba memahami bagaimana faktor-faktor genetika dapat memengaruhi perilaku politik, keputusan pemilih. Dan bahkan cara individu merespons isu-isu politik yang kompleks. 

BACA JUGA:Nama Kaesang Pangarep Muncul di Banyak Pilkada, Trik Tebar Pesona PSI?

BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024, Spanduk Kaesang Nampang di Surabaya

Bagaimana warisan genetika dapat memengaruhi preferensi politik, orientasi ideologis, dan partisipasi dalam proses politik. Mengapa beberapa individu lebih cenderung mendukung suatu partai politik atau ideologi tertentu, dan sejauh mana genetika memainkan peran dalam mendasari kecenderungan politik ini menjadi fokus dalam kajian Genopolitik

Faktor-faktor genetik dapat memengaruhi cara kita memilih di Pemilu dan bagaimana pengambilan keputusan politik kita dipengaruhi oleh struktur genetik unik kita.

Beberapa ilmuwan politik yang mengembangkan genopolitik dan mempublikasikan temuan-temuannya seperti James H. Fowler, seorang ilmuwan politik dan peneliti terkemuka dalam bidang genopolitik dari University of California. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: