Angka Perceraian Meningkat di Indonesia, KDRT dan Masalah Ekonomi Jadi Penyebab Utama
ilustrasi kdrt--freepik
Woro mengungkapkan bahwa KDRT dan masalah ekonomi keluarga menjadi faktor terbesar peningkatan angka perceraian di Indonesia.
“Penyebabnya ini yang pertama perselisihan atau pertengkaran terus-menerus, yang kedua adalah ekonomi,” ungkap Woro.
Korban KDRT memang tidak selalu perempuan. Namun, kata Woro, korban dari kasus KDRT di Indonesia mayoritas adalah perempuan dan anak.
“Sebanyak 73% korban kekerasan terjadi dalam rumah tangga itu adalah perempuan,” jelas Woro.
Tercatat, sebanyak 1.400 kasus KDRT telah melibatkan perempuan dan anak sebagai korban.
BACA JUGA:Tri Tito Karnavian Sosialisasi Kadarkum untuk Mencegah KDRT di Sumsel
BACA JUGA:2023 Booming KDRT
Ilustrasi perceraian anak dan rebutan hak asuh anak--Freepik
Wowo menjabarkan peningkatan angka perceraian di Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pertimbangan-pertimbangan sebelum menikah.
Sehingga, dibutuhkan bimbingan sebelum calon pengantin melaksanakan pernikahan. Seperti bimbingan ketahanan keluarga, kesehatan dan gizi, pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan anak, kesetaraan gender, dan bimbingan perekonomian keluarga demi menjaga keharmonisan keluarga.
“Jadi ini sebagai gambar aja. Dari isu kekerasan saja, saya mau menunjukkan bahwa kenapa sih kalau kita perlu bimbingan perkawinan ini,” kata Woro. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemenko pmk