IDAI Beberkan 10 Tantangan yang Dihadapi Anak Indonesia Masa Kini

IDAI Beberkan 10 Tantangan yang Dihadapi Anak Indonesia Masa Kini

Anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI & Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), dalam seminar "Membangun Generasi Anak Indonesia Sehat Menuju Indonesi-IDAI-

Sedangkan kematian anak mengalami penurunan. Kemajuan besarnya dicapai oleh bayi dan balita. Nyaris 80 persen kematian neonatal terjadi pada pekan pertama kehidupan yang mayoritas disebabkan oleh diare dan pneumonia.

Untuk tingkat imunisasi dapat dikatakan sudah cukup baik, meskipun masih dalam kondisi mengkhawatirkan pada keluarga miskin.

Tantangan terbesarnya dalam kesehatan anak dan remaja adalah penyalahgunaan zat. Sebesar 55,3 persen remaja laki-laki dengan rentang usia 15-19 mengonsumsi tembakau tiap hari.


Peringatan Hari Anak Nasional 2024 di Istora Papua Bangkit, Kota Jayapura-Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden-

BACA JUGA:Peringati Hari Anak Nasional, Pertamina Ajak Anak Indonesia Peduli Keberlanjutan Sejak Dini

4. Gizi anak dan remaja.

Dalam data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), tren stunting tahun 2021-2022 memang mengalami penurunan. Namun, angka underweight masih mengalami kenaikan. Hal itu menandakan bahwa masih adanya tren kurang gizi di Indonesia.

Di balik penurunan tren stunting itu, masih diperlukan penurunan sebesar 3,8 persen per tahun untuk dapat mencapai target 14 persen pada tahun 2024.

5. Air, sanitasi, dan kebersihan.

Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih menjadi masalah penting di Indonesia. Sebanyak 60 persen penduduk DKI Jakarta memiliki akses kepada layanan sanitasi dasar. Sedangkan di Papua dengan akses yang sama hanya dimiliki oleh 30 persen penduduk.


Tema dan logo Hari Anak Nasional 2024. --KemenPPPA

BACA JUGA:Hari Anak Nasional 23 Juli: Sejarah, Makna dan Tema Tahun 2024

6. Pengembangan dan pengasuhan anak usia dini.

Saat ini, pemerintah telah memberikan subsidi sebagian biaya PAUD. Namun, masih banyak keluarga miskin yang tidak dapat menjangkaunya. 

Meskipun akses pendidikan sudah mengalami kemajuan, tapi masih terdapat kesenjangan pendapatan dan geografis. Maka, Ahmad menjelaskan bahwa aspek mutu dapat lebih diperhatikan kembali. "Untuk mendorong partisipasi dalam pendidikan dini, aspek mutu harus lebih diperhatikan,” ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: seminar media idai