Setelah Jatuhkan Bom di Sekolah, Israel Umumkan Warga Untuk Tinggalkan Pengungsian Khan Younis, Sasaran Berikutnya?
Anak-anak Palestina duduk di atas truk yang sarat dengan barang-barang rumah tangga saat mereka bersiap untuk melarikan diri bersama keluarga mereka ke distrik pemukiman Hamad dan sekitarnya di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan setelah menerima peringatan -BASHAR TALEB -AFP
HARIAN DISWAY - Israel meminta warga Palestina keluar dari daerah Al-Jalaa, Khan Younis pada Minggu, 11 Agustus 2024 waktu setempat. Padahal, Al-Jalaa dikenal sebagai zona kemanusiaan. Ratusan warga mendiami wilayah tersebut untuk berlindung dari serangan Israel.
Alasannya, mereka mendeteksi adanya pasukan Hamas yang beroperasi di wilayah tersebut.
Minggu pagi, Israel memberi tahu perintah evakuasi kepada warga melalui sejumlah selebaran yang dijatuhkan dan mengirim informasi melalui telepon seluler.
Sebelumnya, pada Sabtu, 10 Agustus 2024 Israel menjatuhkan tiga bom sekaligus di sekolah Al-Tabin, daerah Daraj, Kota Gaza saat warga tengah menjalankan salat subuh. Menurut Al Jazeera, peristiwa tragis itu menewaskan lebih dari 100 orang. Banyak dari tubuh korban yang juga diketahui sudah terpisah-pisah.
Seorang pria mengangkut jenazah anggota keluarga dari rumah sakit al-Maamadani untuk dimakamkan, menyusul serangan Israel yang menewaskan lebih dari 90 orang di sebuah sekolah yang melindungi warga Palestina yang mengungsi di Kota Gaza pada 10 Agustus 202-OMAR AL-QATTA-AFP
Masing-masing bom itu beratnya mencapai dua ribu pon atau 907 kilogram, menurut Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza Ismail Al-Thawabta.
Meski Israel menilai di dalam sekolah tersebut ada sekitar 20 pasukan Hamas dan Jihad Islam, namun Al-Thawabta beranggapan bahwa militer pimpinan Harzi Halevi itu sudah mengetahui bahwa di sana ada banyak pengungsi.
BACA JUGA:Israel Gelar Rapat Darurat Antisipasi Serangan Balasan Hizbullah
Serangan yang disebut pembantaian mengerikan itu mendapat kecaman dari dunia internasional bahkan dari sekutu mereka sendiri, seperti Amerika Serikat dan Inggris.
“Terkejut dengan serangan Militer Israel di sekolah al-Tabeen dan hilangnya nyawa yang tragis. Hamas harus berhenti membahayakan warga sipil. Israel harus mematuhi Hukum Humaniter Internasional,” tulis Menteri Luar Negeri David Lammy di akun X pribadinya.
“Kita membutuhkan gencatan senjata segera untuk melindungi warga sipil, membebaskan semua sandera, dan mengakhiri pembatasan bantuan,” imbuhnya.
Akan tetapi, Negara Yahudi tersebut kemudian mengatakan pihaknya memiliki intelijen andalan yang menginformasikan bahwa Hamas sedang beroperasi di sana.
BACA JUGA:Antisipasi Perang, AS Akan Siapkan Bantuan Militer Senilai Lebih dari Rp 50 Triliun Untuk Israel
Melalui Juru Bicara Berbahasa Arabnya, Avichay Adraee, IDF memerintahkan warga agar berpindah ke zona aman lainnya yang sudah mereka tetapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: