Surabaya Nir-hub

Surabaya Nir-hub

ILUSTRASI Surabaya Nir-hub. Peran Surabaya sebagai penghubung antara Indonesia Barat dan Timur terancam digantikan oleh Makassar dengan Bandara Sultan Hasanuddin.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PERAN Surabaya sebagai hub alias penghubung antara Indonesia Barat dan Timur tampaknya sudah bergeser. Makassar kini telah secara nyata menggantikan peran yang disandang Surabaya selama ini.

Lihat saja bandar udaranya. Hampir semua penerbangan menuju wilayah timur lebih banyak melalui Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Makin sedikit yang transit di Bandara Juanda Surabaya.

Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima di Indonesia tak lagi banyak melayani penerbangan Surabaya ke Indonesia Timur. Hampir semua penerbangan pesawat itu dari Jakarta memilih transit di Makassar.

BACA JUGA: Merdeka dari Surabaya

BACA JUGA: Menghidupkan Seni Surabaya

Badara Sultan Hasanuddin juga telah dikembangkan. Ada bangunan baru yang menambah jumlah garbarata dan tempat tunggu yang makin nyaman. Demikian pula pintu keberangkatan. 

Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo juga terus berkembang. Terminalnya makin panjang saja. Membuat ekstra langkah lebih panjang untuk menuju garbarata yang ada. Namun, bandara di Ujung Pandang itu juga makin nyaman. 

Tampak sekali jumlah penumpang yang melalui bandara itu makin besar. Ruang keberangkatan maupun kedatangan selalu ramai. Penerbangan malam hari juga banyak. Itu indikator sebagai bandara transit.

BACA JUGA: The Godfather Seniman Surabaya

BACA JUGA: Surabaya Tanpa Gerakan

Ciri paling gampang apakah bandara itu merupakan tempat transit atau bukan adalah jumlah penerbangan malam. Atau, jam operasional bandara yang bisa berlangsung 24 jam. Bandara Sultan Hasanuddin sudah demikian.

Secara geografis, Bandara Sultan Hasanuddin memang paling strategis untuk transit penerbangan menuju timur atau barat. Apalagi, infrastruktur dari bandara menuju pusat kota kian nyaman dengan adanya jalan bebas hambatan sampai hampir sampai tengah kota. Apalagi, banyak tumbuh hotel baru bagi mereka yang ingin transit di sana.

Itu juga menunjukkan persaingan antarkota di Indonesia makin sengit. Masing-masing telah berusaha menggenjot kemajuannya dengan memanfaatkan berbagai sumber dayanya. Makin besar tantangan kepala daerah untuk memajukan kotanya.

BACA JUGA: Gangster Surabaya Adalah Disfungsi Pesilat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: