Entertainment Tourism, Asa Baru Menuju Ekosistem Resiliensi Ekonomi

Entertainment Tourism, Asa Baru Menuju Ekosistem Resiliensi Ekonomi

ILUSTRASI entertainment tourism, asa baru menuju ekosistem resiliensi ekonomi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) dalam laporan Tourism Trends and Policies 2022 menyebutkan pada 2019, sektor pariwisata menyumbang 5,0 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Namun, hantaman pandemi Covid-19 di 2020 mengakibatkan turunnya kontribusi pariwisata terhadap PDB sebesar 56 persen, yaitu menjadi hanya 2,2 persen dari total ekonomi. 

Ditambah dengan kebijakan yang bersifat restriktif di berbagai negara guna mengendalikan persebaran virus Covid-19 telah menyebabkan kunjungan wisman merosot tajam dari 16,1 juta pada tahun 2019 menjadi hanya 4,0 juta pada tahun 2020. 

Pada 2021, kunjungan wisman bahkan kembali menurun tajam, hanya mencapai 1,5 juta kunjungan, atau turun 61,6 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada 2020. 

Penurunan signifikan kunjungan wisman tersebut berimbas langsung pada lebih dari 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor wisata dan ekonomi kreatif kala itu, seperti akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman (restoran), serta sektor transportasi. 

Akan tetapi, kinerja positif terus berlanjut dengan kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia kian melejit sebesar 3,83 persen hingga September 2023. Angka itu sudah lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 3,6 persen.

Beragam dukungan pemerintah melalui instrumen APBN pun dikerahkan untuk mendorong akselerasi pemulihan industri pariwisata nasional. Upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah program. 

Di antaranya, pengembangan desa wisata, bantuan atau insentif ke pelaku usaha pariwisata, sertifikasi tempat-tempat wisata sesuai standar cleanliness, health, safety, and environment sustainability (CHSE), dan penyediaan fasilitas vaksinasi Covid-19 di lokasi wisata. 

Di samping itu, dukungan pemerintah selama masa pandemi melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) kepada sektor pariwisata juga signifikan dalam memberikan bantalan sekaligus mempersiapkan sektor tersebut dalam menyerap potensi kenaikan aktivitas pariwisata dalam jangka menengah. 

Tak heran, seiring dengan pemulihan di sektor itu, peningkatan produktivitas sektor pariwisata akan meningkat signifikan. Bappenas menyebutkan, kontribusi PDB pariwisata diperkirakan melejit 4,5 persen di akhir tahun 2024 ini.

 

Bersamaan dengan meredanya kasus Covid-19, masyarakat di seluruh dunia secara bertahap merasakan adanya kebangkitan ekonomi. Berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintah, pun dengan gencar terus berinovasi dalam mengeksplorasi kutub-kutub pertumbuhan ekonomi baru guna mencapai kebangkitan yang optimal. 

Berbagai kebijakan inovatif dirilis untuk menarik investasi dalam menggenjot perolehan pendapatan negara. Salah satunya adalah melalui penyelenggaraan konser-konser musik artis papan atas dunia. 

Dengan demikian, pelan tapi pasti entertainment tourism menjadi harapan baru yang patut dipertimbangkan sebagai elemen resiliensi ekonomi dari ancaman perlambatan ekonomi global dengan tak melupakan potensi kekayaan landscape tourism yang masih menjadi andalan negeri zamrud khatulistiwa ini. (*)


*) Sukarijanto adalah direktur di Institute of Global Research for Entrepreneurship & Leadership dan kandidat doktor di program S-3 PSDM Universitas Airlangga-Dok Pribadi-

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: