4 Fakta Film Kaka Boss, Godfred Anggap Glory Hillary seperti Anaknya Sendiri

4 Fakta Film Kaka Boss, Godfred Anggap Glory Hillary seperti Anaknya Sendiri

Fakta film Kaka Boss yang disutradarai Arie Kriting-Trailer Kaka Boss-Youtube @cinema21

HARIAN DISWAY - Studio Imajinari yang didirikan komedian Ernerst Prakasa dan managernya, Dipa Andika. kembali memproduksi film komedi. Setelah Februari lalu Imajinari merilis film box office Agak Laen, kali ini mereka merilis film berjudul Kaka Boss yang tayang di bioskop pada 29 Agustus 2024.

Film Kaka Boss berkisah tentang seorang debt collector asal Indonesia Timur yang ditakuti. Namanya Ferdinand Omakare. Ia akrab dipanggil Kaka Boss. Karena suatu hal, ia ditangkap oleh polisi dan dimasukan ke penjara.

Angel, anak Kaka Boss mendengar berita tidak mengenakkan tersebut. Dia kecewa dan malu dengan bapaknya. Kaka Boss memahami kekecewaan anaknya. Ia pun mencoba pekerjaan baru, yaitu menjadi penyanyi.

Nah, sebelum menonton filmnya, berikut beberapa faktanya film Kaka Boss.

BACA JUGA:Catat Tanggalnya! Agak Laen Bakal Tayang di Netflix Setelah Bukukan 9,1 Juta Penonton di Bioskop

1. Disutradarai Arie Kriting 


4 Fakta Film Kaka Boss, Godfred Anggap Glory Hillary seperti Anaknya Sendiri.. Fakta film Kaka Boss yang disutradarai Arie Kriting--google

Arie Kriting memiliki nama asli Satriaddin Maharinga Djongki yang berasal dari Indonesia Timur. Tepatnya dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Di film itu, Arie berkesempatan menjadi sutradara sekaligus penulis naskah.

Itu bukan pertama kalinya Arie bekerja di balik layar. Sebelumnya, ia sudah beberapa kali menjadi penulis naskah. Yaitu dalam film Warkop DKI Reborn, Stip & Pensil, dan lain-lain.

Sedangkan sebagai sutradara, Arie pernah menyutradarai film horor komedi Pelukis Hantu dan beberapa episode di Cek Toko Sebelah The Series.

Arie mengungkap alasan mengapa ia menulis film itu. Sebab, ia sudah lelah melihat karakter orang Indonesia Timur yang selalu dikasihani.

BACA JUGA:Baca Nih Sinopsis Agak Laen, Film Horor atau Komedi Sih?

“Film tentang orang Timur selalu identik dengan rasa syukur. Saya sebagai orang Timur capek dijadikan bahan bersyukurnya orang-orang. Makanya saya merasa bahwa kayaknya kita butuh opsi lain gitu,” kata Arie.

“Jadi di film itu, saya berusaha membawa persepsi bahwa Indonesia Timur itu bukan hanya dikenal dengan sumber daya alamnya saja. Tapi juga sumber daya manusianya,” lanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber