Misi Paus Fransiskus ke Asia Tenggara, Kobarkan Semangat Cinta Kasih!
Paus Fransiskus akan tiba di Jakarta pada 3 September 2024-AFP-
HARIAN DISWAY - Paus Fransiskus akan melakukan misi luar biasa meski usianya merangkak menuju senja. Bapa Suci akan menempuh perjalanan panjang dan penuh makna menuju Asia Tenggara.
Bagi Paus berusia 87 tahun itu, setiap langkah adalah wujud cinta dan pengabdian kepada misi perdamaian dunia. Meski tubuhnya kini kerap kali mengganggu, keinginan hatinya tetap kuat.
Peziarahan itu akan berlangsung selama 12 hari, menjadi perjalanan terpanjang dan terjauh sepanjang masa kepausannya.
Paus Fransiskus akan melewati ujian bagi fisiknya yang semakin rapuh. Namun ia tak memedulikan itu. Paus asli Argentina itu ingin menyatakan kasih mendalam bagi umatnya
"Tujuan kunjungan Paus Fransiskus adalah memperkuat kedaulatan Paus dan peran Takhta Suci dengan umat Katolik setempat. Agar tercipta persekutuan,” kata Michel Chambon, seorang teolog dan antropolog National University of Singapore.
BACA JUGA:Jelang Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Asia Tenggara: Gembala yang Melawan Usia Renta
Perjuangan Paus Fransiskus ke Asia Tenggara
BERGAYA KELIR WAYANG, poster sambutan Paus Fransiskus ini dipasang di Gereja Katedral Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024.-YASUYOSHI CHIBA-AFP-
Paus Fransiskus akan menempuh jalur udara menuju ke kawasan Asia Pasifik. Indonesia akan menjadi tempat persinggahan pertama Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
Setelah dari Indonesia, Paus Fransiskus akan bertolak ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan sejauh 32.000 kilometer itu seolah menjadi simbol perjuangan yang tak kenal lelah, melintasi delapan zona waktu, tapi tak menggoyahkan tekadnya untuk terus melayani.
Meski usianya sudah melampaui masa produktif kebanyakan orang, Paus Fransiskus masih dengan penuh semangat menyiapkan 16 pidato dan beberapa misa besar selama kunjungannya.
Dalam setiap kata yang terucap, ada semangat misioner yang terus berkobar. Sebuah api yang tak kunjung padam meski ditiup oleh angin waktu dan usia.
BACA JUGA:Jelang Kedatangan Paus Fransiskus, Menag: Indonesia Barometer Kehidupan Beragama
Perjalanan itu bukan hanya soal jarak yang ditempuh, tapi juga tentang menyatukan hati dan jiwa, membangun persekutuan yang kuat di tengah-tengah umat Katolik yang tersebar di belahan dunia yang berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: afp