Aksi Heroik Teatrikal Perobekan Bendera Surabaya, Peringati 19 September 1945

Aksi Heroik Teatrikal Perobekan Bendera Surabaya, Peringati 19 September 1945

Dua arek Suroboyo yang berhasil naik ke atap Hotel Mahapahit merobek warna biru pada bendera Belanda, Minggu, 22 September 2024.-Mohammad Nurwahyudi-Harian Disway

Terdapat empat pemuda yang berhasil sampai ke atap Hotel Majapahit. Upaya para aktor yang begitu gigih membuat suasana tampak natural. Masyarakat seperti merasakan langsung suasana 79 tahun silam. Dramatis.

"Suwek gendero londo (sobek bendera Belanda, Red)!" seru beberapa penonton, diikuti oleh para penonton yang ada di bahu jalan sekitaran Hotel Majapahit.

Salah seorang pemuda berhasil merobek warna biru pada bendera Belanda itu. Tinggal menyisakan warna merah-putih, dwi warna bendera Indonesia.

"Kepada sang saka merah putih, hormat grak!" teriak salah seorang pemuda dari atap Hotel Majapahit. Kemudian mengerek bendera ke atas. 

Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Seluruh aktor teatrikal, para veteran yang hadir, juga para penonton sontak berdiri dan melakukan hormat bendera.

"Merdeka! Merdeka! Merdeka!" pekik para aktor, diikuti semua orang.


Pemain teatrikal, veteran, dan penonton melakukan hormat bendera.-Mohammad Nurwahyudi-Harian Disway -

Di tengah-tengah adegan hormat kepada bendera merah putih, pasukan Belanda tiba-tiba melepaskan tembakan. Dua Arek Suroboyo tertembak.

Suasana teatrikal berubah menjadi haru. Lagu Gugur Bunga karya Idris Sardi mengiringi adegan menandu pemuda yang tertembak. 

Pada pertunjukkan teatrikal kali itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berperan sebagai Residen Sudirman. Ia mengenakan pakaian pejuang dengan warna khas coklat susu.

"Disinilah Arek Suroboyo dari berbagai suku bangsa bersatu. Arek Suroboyo bondo nekat, menjaga keutuhan bangsa dan tidak sudi dijajah kembali," seru Eri Cahyadi dalam teatrikal.

BACA JUGA:Pukau Warga dengan Kisah Perjuangan Pelajar, Teatrikal Palagan Gunungsari Tutup JCC dan Festival Peneleh 2024

Salah seorang penonton, Muhammad Arvin Fairuz, terkesan dengan pertunjukkan teatrikal tersebut. "Ini pertama kali saya nonton Perobekan Bendera. Seru sekali. Saya jadi tahu cerita perjalanan panjang Kota Surabaya," ujar mahasiswa asal Surabaya tersebut.

Penonton lain, Devi Aprilia, memberikan komentar serupa. Ia mengapresiasi para aktor yang totalitas dalam membawakan kisah sejarah Perobekan Bendera 19 September 1945.

"Bagus kok, cuma area wartawan itu tepat di depan penonton. Jadi kurang leluasa nontonnya. Mungkin ke depan bisa diperbaiki lagi soal penempatan," ujar perempuan 21 tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: