Angsa Hitam

Angsa Hitam

ILUSTRASI angsa hitam atau black swan. Istilah "angsa hitam" dipakai untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa diduga sebelumnya. Tanpa ada prediksi sebelumnya. Kejatuhan Soekarno dan Soeharto, peristiwa 9/11 di AS, pagebluk Covid-19, reformas-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kebanyakan orang merasa percaya diri dengan prediksinya karena mereka membuat prediksi berdasar sejarah. Namun, manusia sering lupa bahwa waktu mempunyai cara untuk mengejutkan kita dengan kejadian yang tak lazim.

Perang Rusia-Ukraina menjadi contoh terbaru mengenai fenomena angsa hitam. Semula pasukan Rusia mengira akan cepat bisa mengalahkan Ukraina dan merebut kembali wilayahnya. Ternyata perang sudah berlangsung tiga tahun dan tidak ada tanda-tanda kapan berhenti.

Fenomena angsa hitam didasarkan pada kejadian pada 1697, ketika orang-orang Inggris mulai masuk ke koloni Australia. Ketika itu seorang naturalis Inggris untuk kali pertama melihat ada angsa hitam di Australia Bagian Barat. 

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Inggris dan membuat gempar seluruh Eropa. Selama ini orang-orang di Eropa dan dunia hanya tahu bahwa angsa berwarna putih, dan hal itu sudah kebenaran ilmiah.

Ternyata, sebuah kebenaran ilmiah yang sudah diyakini berpuluh tahun bisa gugur begitu saja dengan penemuan sederhana yang tidak disengaja. Pengetahuan yang semula dianggap ilmiah itu gugur berantakan karena temuan baru yang mendadak dan tidak terduga. 

Peristiwa itu mengilhami Nassim Taleb untuk menulis buku The Black Swan: Rahasia Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Langka yang Tak Terduga (2022). Ia melakukan penelitian komprehensif terhadap peristiwa-peristiwa besar dan menyimpulkan bahwa manusia memiliki keterbatasan yang serius mengenai pengetahuan yang mereka miliki.

Karena kita belum pernah melihat angsa hitam, tak berarti mereka tidak ada. Kita menganggap bahwa semua angsa itu berwarna putih, padahal ada jenis angsa yang berwarna hitam.

Di mata Taleb, sejarah itu buram. Kita dapat mengetahui apa yang terjadi setelah semuanya berlalu dan kita tidak dapat melihat naskah yang melatarbelakangi kejadian sebelum semuanya terjadi. 

Kebanyakan orang merasa percaya diri dengan prediksinya karena mereka membuat prediksi berdasar sejarah. Namun, manusia sering lupa bahwa waktu mempunyai cara untuk mengejutkan kita dengan kejadian yang tak lazim.

Taleb ingin menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar mengetahui sesuatu yang kita ketahui. Kita sering terlalu percaya bahwa sesuatu yang sudah terjadi pada masa lalu akan terjadi lagi pada masa depan. 

Bisa saja, sesuatu yang kita percayai itu menuntun kita kepada jalur yang salah dan tidak relevan dengan keadaan kita sekarang. Dari fenomena ini, kita juga bisa mempelajari bahwa manusia secara natural mempunyai kecenderungan untuk mencari pembenaran terhadap apa yang dipercayainya. 

Hal itu disebut sebagai bias konfirmasi yang berarti kita mencari informasi yang mendukung pandangan kita dan menolak informasi yang berlawanan dengan pandangan kita.

Bias konfirmasi terjadi ketika kita memercayai bahwa dengan menyaksikan angsa putih lainnya dapat menyangkal fakta tentang keberadaan angsa hitam di muka bumi. Cara berpikir seperti itu adalah cara berpikir yang aneh dan berbahaya. Namun, itulah sifat manusia. 

Di Indonesia fenomena angsa hitam terjadi sepanjang sejarah. Kemerdekaan 1945 adalah fenomena angsa hitam. Tidak ada yang menyangka bahwa Hiroshima dan Nagasaki akan dibom AS dan Jepang menyerah.

Masa kejatuhan Bung Karno adalah angsa hitam karena tidak pernah terjadi sebelumnya. Akumulasi kekuasaan Soekarno sangat solid, tetapi ternyata terjadi bocor alus penculikan para jenderal yang berujung pada penghancuran PKI (Partai Komunis Indonesia) dan jatuhnya Soekarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: