Pameran Bertajuk Merayakan Perjalanan: The Unseen, Menyibak Hal-Hal yang Tak Terlihat
Berbagai macam foto luka dan bagian tubuh dipajang di ruangan ketiga Photo & Video Exhibition The Unseen, Roemah Bengawan, Surabaya. -Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di era yang serbacepat ini, banyak dari kita cenderung melewatkan hal-hal yang tak kasat mata. Pameran foto dan videografi Merayakan Perjalanan, The Unseen menyadarkan kita akan hal-hal yang sering diabaikan.
Bekerja sama dengan Ceritera Kita, Jessica Chandradi, Roemah Bengawan, dan Agam Decor, pameran digelar pada 11 hingga 13 Oktober 2024. Pameran yang bersifat non profit bertujuan untuk membagikan pesan pesan kemanusiaan dan kebaikan.
Sudah memasuki tahun ketiga, pameran ini tak hanya membagikan pesan kemanusiaan.Tapi juga mengangkat isu-isu sosial yang jarang diungkap di masyarakat. Setiap tahunnya, pameran ini memiliki tema berbeda.
Kali ini menyoroti hal-hal yang terlupakan, diabaikan, atau disembunyikan. Saat memasuki pameran, pengunjung akan menerima pouch berisi petunjuk terkait lima ruangan dengan tema berbeda-beda.
BACA JUGA: RS Bonus RS: Peresmian Aucky Hinting Art House dan Pameran Tunggal Aucky Hinting (2)
BACA JUGA: Pameran World Tobbaco Asia di Surabaya Diprotes: IYCTC dan ISMKMI Soroti Kesehatan Anak
Ruangan pertama membahas tentang anxiety. Diisi oleh karya Nikita Olivia, ruangan ini menampilkan foto-foto yang mengungkap tekanan pikiran dalam bentuk seni.
Tamu undangan memandangi dinding yang telah didekorasi oleh karya-karya para kreator di ruangan pertama Photo & Video Exhibition The Unseen, Roemah Bengawan, Surabaya. -Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
“Sebenarnya anxiety ini akar dari semua problem,” ujar Nikita. Dia berharap bahwa dengan lebih sadar akan kesehatan mental, kita bisa mulai mengakui dan menyembuhkan luka batin.
Beralih ke ruangan kedua, karya Lukas Atmaja dan Fidelia K. mengangkat tema badut dengan judul Below the Iceberg. Mereka menggambarkan manusia yang kerap menyembunyikan perasaannya di balik tawa.
"Kadang manusia menyimpan sesuatu, yang kita tahu hanya permukaannya saja," ujar Lukas. Fidelia menambahkan, “Apapun pekerjaanmu, terutama sebagai penghibur, ingatlah bahwa kalian juga tetap manusia.”
Di ruangan ketiga, karya William Giasi dan Zable menampilkan luka fisik yang sering kali disembunyikan. Foto-foto dan video para partisipan di ruangan ini menggambarkan bahwa setiap luka memiliki ceritanya sendiri. Ada pesan kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan