Pameran Bertajuk Merayakan Perjalanan: The Unseen, Menyibak Hal-Hal yang Tak Terlihat
Berbagai macam foto luka dan bagian tubuh dipajang di ruangan ketiga Photo & Video Exhibition The Unseen, Roemah Bengawan, Surabaya. -Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
Tentang pentingnya penerimaan diri menjadi sorotan utama. Jessica membawa tema caretaker di ruangan keempat. Peran yang sering dipandang sebelah mata ini diangkat sebagai the unseen. Pameran ini ingin menyoroti betapa pentingnya peran seorang caretaker.
Meskipun jarang terlihat, sangat berpengaruh dalam kehidupan banyak orang. Ruangan terakhir menutup pameran dengan tema benih kehidupan. Karya Ogi DDN terinspirasi dari ibunya yang pernah menjalani kemoterapi.
“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, tapi kita harus percaya bahwa kita diciptakan untuk suatu maksud,” ujar Ogi. Foto-foto dan pesan-pesan dari ibunya yang kini sedang berjuang setelah kemoterapi menginspirasi banyak pengunjung.
BACA JUGA: Produk CRRC Qingdao Sifang Pikat Pengunjung Pameran di Jerman
BACA JUGA: Gelar Pameran Tunggal Lukisan Mulai Besok, Isabell Roses Wakili Rasa Penasaran Gen Z pada Tempo DuluTamu undangan memotret pesan dari seorang ibu yang dipajang di ruangan kelima Photo & Video Exhibition The Unseen di Roemah Bengawan, Surabaya. -Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
Lukas Atmaja menyampaikan bahwa hal-hal yang disembunyikan tidak selalu negatif. “Seperti tema dari tiap ruangan tadi, ada hal-hal baik yang bisa kita petik,” ungkapnya. Pameran ini memerlukan waktu empat bulan persiapan.
Namun langsung berhasil membuat perasaan pengunjungnya campur aduk. Seorang pengunjung, Calvin Lim, mengungkapkan kesannya. “Lumayan relate dengan kehidupan kita, ya. Favorit aku ruangan nomor dua tadi,” ujarnya.
Dia berharap semakin banyak pameran yang mengangkat isu sosial seperti ini di Surabaya. Lukas berpesan agar kita tak lagi menyembunyikan diri. “Percayalah bahwa manusia terdiri atas dua sisi, yaitu fisik dan mental,” tegasnya.
Dengan lebih sadar akan kesehatan mental, ia berharap masyarakat dapat membuka wawasan dan peduli terhadap isu-isu sosial yang ada. Pameran ini bukan sekadar ajang seni biasa.
Dengan mengangkat isu-isu sosial yang sering terabaikan, pameran ini berhasil menggugah kesadaran banyak orang.Setiap ruangan menawarkan pengalaman yang mendalam, mengajak pengunjung untuk merenung.
Juga lebih peka terhadap apa yang tersembunyi di balik permukaan kehidupan sehari-hari. Semoga, pameran seperti ini dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan isu-isu sosial di Surabaya.
*) Mahasiswa magang dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: liputan