Ogah Makan, Bayi Digeruskan Pil, Lumpuh Total

Ogah Makan, Bayi Digeruskan Pil, Lumpuh Total

ILUSTRASI ogah makan, bayi digeruskan pil. Bayi dicekoki pil selama setahun. Bayi memang mau makan dan gemuk. Tetapi, akibatnya, bayi lumpuh total.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Bayi Rangkuti Memang Tertukar

BACA JUGA: Kolaborasi Vasa Hotel Surabaya dan Dinas Sosial Surabaya Penuhi Kebutuhan Popok Bayi

Ukuran keluarga kelas menengah berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pengeluaran Rp 3,5 juta sampai Rp 9,9 juta per kapita per bulan. Contohnya, keluarga dengan dua anak (empat orang). Berarti, batas ukuran pengeluaran tersebut dikali empat, per bulan. Dan, total pengeluaran itu harus setara dengan penghasilan kepala keluarga. Itulah keluarga kelas menengah.

Buat keluarga kelas bawah, yang kedua ortu bekerja, harus ada orang yang merawat anak-anak mereka. Di zaman kuno, kondisi keluarga kelas bawah begitu, anak-anak dirawat nenek-kakek atau saudara atau kerabat. Zaman now sudah jarang nenek-kakek atau kerabat merawatnya. Mereka sibuk masing-masing. 

Solusinya, anak diserahkan ke babysitter atau dititipkan di daycare yang belum lama ini terjadi kasus penganiayaan bocah. 

Di kasus LK, di rumah keluarga itu ada babysitter dan ART. Keluarga itu punya tiga anak. Sulung usia 4 tahun, korban EL, dan si bungsu bayi usia 4 bulan.

LK: ”Ini cobaan paling berat buat saya. EL jadi korban dirawat di RS, lagian saya masih rutin memberikan ASI buat si bungsu. Ya Tuhan, kuatkanlah.”

Dikutip dari The Straits Times, 9 April 2024, berjudul Open verdict for six-month-old baby’s death at nanny’s home, diberitakan kasus serupa di Singapura.

Suami istri Yong Chen Seng dan Toh Jinq Lay punya anak Yong Jing Yu, usia 6 bulan. Tinggal di flat di Sengkang, Singapura, diasuh seorang pengasuh (tidak disebut nama).

Pada 28 Desember 2021 pengasuh (tidak disebut nama) menemukan bayi Jing Yu tergeletak tengkurap pukul 18.20. Wajah bayi membiru. Pengasuh menelepon RS Sengkang, minta ambulans.

Pihak RS memberikan instruksi pertolongan pertama kepada pengasuh. Dilaksanakan pengasuh, tapi gagal.

Di RS Sengkang, paramedis mengambil alih resusitasi. Namun, bayi Jing Yu dinyatakan meninggal.

Dokter Audrey Yeo, ahli patologi forensik Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura, menyatakan, ada tiga kemungkinan penyebab kematian Jing Yu.

Pertama, asfiksia posisional, karena bayi ditemukan dalam posisi telungkup. Petugas koroner mengatakan, pengasuh membaringkan Jing Yu telentang di atas kasur sekitar pukul 15.00. Dia kemudian meninggalkan flat di Sengkang untuk mengerjakan tugas-tugas lain dan baru kembali pukul 18.00. Saat itu posisi bayi berubah telungkup.

Kedua, Yeo menemukan peradangan akut di paru-paru Jing Yu. Tetapi, tidak mengarah ke pneumonia. Ini tidak cukup sebagai label penyebab akhir kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: