Hartono Leke, Kisah Maestro Tari Bujang Ganong (1): Cinta Reyog Sejak 1975

Hartono Leke, Kisah Maestro Tari Bujang Ganong (1): Cinta Reyog Sejak 1975

Hartono Leke, Maestro Tari Bujang Ganong (1): Cinta Reyog Sejak 1975. Sosok Hartono Leke tidak terpisahkan dari kesenian bujang ganong dan reyog Ponorogo.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

Bujang Ganong merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap pementasan reyog Ponorogo. Awalnya, hanya menampilkan atraksi dan gerakan akrobatik saja. Namun, pada era '90an, seniman Hartono Leke menggubahnya menjadi tarian estetik. Simak penuturan maestro seni tersebut.

Mendengar reyog Ponorogo tentu yang ada dalam pikiran kita adalah kesenian tradisi Nusantara. Identik dengan dadak merak. Topeng berukuran besar berwajah harimau. Di bagian atasnya rangkaian bulu-bulu merak yang menjuntai. Bila digoyangkan dapat menekuk dengan lentur.

Juga stamina pemainnya yang harus terjaga. Menyangga topeng sebesar itu di kepala tentu butuh latihan khusus. Tak mudah. Begitu pula elemen tari lainnya. Seperti tari bujang ganong. Tarian yang memerankan tokoh patih yang dikenal dengan gerakan-gerakan akrobatik.

BACA JUGA:Pemerintah Ajukan Reog, Kolintang dan Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO


Hartono Leke, Maestro Tari Bujang Ganong (1): Cinta Reyog Sejak 1975. Maestro tari bujang ganong Hartono Leke. Ia mencintai reyog sejak 1975.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

Tapi sejak tahun '90an, tari bujang ganong tak hanya menampilkan sisi akrobatik saja. Melainkan ada tarian khusus sebagai intro atau pembuka pementasan. Gerakan itu diciptakan oleh Hartono Leke. Kreasinya itu digunakan oleh setiap kelompok reyog di mana pun berada. 

"Di satu sisi, tak menghilangkan kekhasan gerakan akrobatiknya. Ada nuansa patah-patah. Gerakan tegas. Tidak gemulai. Untuk menunjukkan wibawa dan keberanian dari tokoh Bujang Ganong," ujar Leke.

Maestro reyog Ponorogo itu tinggal di kawasan Jalan Ikan Kerapu IV, Surabaya. Akademisi Universitas Airlangga Probo Darono Yakti menaruh kepedulian besar terhadap maestro reyog tersebut. Ia mengajak Harian Disway untuk mengunjungi kediamannya.

BACA JUGA:Reog Ponorogo Hibur Masyarakat Surabaya di Tugu Pahlawan, Ada Warok Sampai Jathilan

"Pak Leke ini kreasinya sudah digunakan di mana-mana. Bahkan sudah mendunia. Beliau kerap berpentas di luar negeri juga. Para pegiat reyog di mana pun berada, pasti tak asing dengan namanya. Ini yang perlu diperhatikan," ujar Probo. 

Di Balai RW yang tak jauh dari rumahnya, nuansa reyog sudah terasa. Di dinding Balai RW itu terdapat topeng dadak merak. Leke sendiri yang membuat. Matanya menonjol, memantulkan bias cahaya. Rupanya dibuat dari mangkuk plastik transparan. Cukup artistik.

Sedangkan rumah Leke masuk gang sempit. Sekitar dua rumah arah timur dari Balai RW tersebut. Di rumah yang tak seberapa luas itu terdapat pajangan penghargaan-penghargaan yang pernah diterima Leke. 

BACA JUGA:Pertunjukan Reog di Surabaya Art and Culture Festival Hibur Penonton, Kelompok Seni Ingin Lebih Banyak Yang Nanggap

Seperti apresiasi pemerintah terhadap kreasi tari bujang ganong karyanya. Juga penghargaan-penghargaan lain. Sabuk warok tergantung di dinding sebelah kanan. Di sisi selatan, terdapat almari dengan tempelan rancangan-rancangan busana penari reyog. Leke juga yang membuatnya.

Di rumah itu Leke hidup seorang diri. Pekerjaan sehari-harinya adalah membina grup reyog di beberapa tempat di Surabaya. Juga membuat topeng bujang ganong. Kecintaannya terhadap reyog memang sudah mendarah-daging. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: