Efektivitas, Manfaat, dan Risiko Semaglutide dan Tirzepatid dalam Pengobatan Obesitas

Efektivitas, Manfaat, dan Risiko Semaglutide dan Tirzepatid dalam Pengobatan Obesitas

Obat penurun berat badan, Ozempic, yang terdapat kandungan semaglutide di dalamnya. --YouTube @Vox

Kedua obat tersebut di Indonesia dibanderol dengan harga yang cukup mahal. Untuk obat semaglutide dengan merk Ozempic dibanderol dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 6,5 juta.

BACA JUGA: Indonesia SDM Hebat: Atasi Obesitas untuk Membangun SDM yang Berkualitas

Selayaknya obat-obatan, keduanya juga memiliki efek samping jika digunakan secara berlebihan atau tidak tepat. Efek samping yang paling banyak dialami oleh konsumen antara lain, rasa mual, muntah, kembung, sembelit dan diare. 

Bahkan beberapa orang mengalami kerontokan rambut. Efek samping terperahnya adalah dapat menyebabkan masalah pada kantung empedu, ginjal, depresi hingga komplikasi. Para ahli telah memperingatkan.
Obesitas merupakan suatu istilah yang digunakan untuk merujuk orang-orang yang mengalami berat badan berlebih. --iStockphoto

Bahwa bahaya komplikasi yang lebih buruk akibat pengiklanan. Para dokter telah melihat komplikasi yang berbahaya dan mengancam nyawa. Oleh karena itu, obat-obatan ini hanya boleh digunakan ketika dalam pengawasan dokter.

BACA JUGA: Pentingnya Edukasi Makanan Sehat untuk Cegah Obesitas Anak

Obesitas merupakan suatu istilah yang digunakan untuk merujuk orang-orang yang mengalami berat badan berlebih. Di Inggris diperkirakan 1 per 4 orang mengalami obesitas. Sedangkan di Indonesia tercatat 1 dari 5 orang mengalami obesitas. 

Cara paling sederhana untuk mengkategorikan berat badan seseorang adalah dengan melihat IMT atau Indeks Masa Tubuh Seseorang. Cara menghitung IMT adalah dengan membagi berat badan seseorang dengan tinggi badan orang tersebut. 

Berikut adalah kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan usianya:

 BACA JUGA: Tidak Sarapan Sebelum Ke Sekolah, Kasus Obesitas Pada Anak Terus Meningkat

  1. Di bawah 18,5 kategori ini dapat dikatakan seseorang mengalami kekurangan berat badan.
  2. Orang dengan IMT 18,5 hingga 24,9 masuk kategori berat badan ideal.
  3. IMT 25 hingga 29,9 merupakan kategori berat badan berlebih
  4. IMT 30 hingga 39,9 masuk ke dalam kategori obesitas
  5. Nilai IMT 40 merupakan kategori obesitas ekstrem. 

Namun, untuk orang-orang di Asia perlu menggunakan BMI yang lebih rendah. Berikut ini adalah contohnya: 

  1. IMT 23 hingga 27,4 sudah dikategorikan sebagai berat badan berlebih
  2. IMT 27,5 ke atas sudah dapat dikategorikan sebagai obesitas.

BACA JUGA: 5 Tip Jaga Berat Badan saat Lebaran Agar Tidak Lebaran

IMT memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah tidak dapat mengukur berat badan ideal seseorang yang memiliki otot. Mereka yang berotot dapat memiliki nilai IMT yang tinggi.

Namun, mereka tidak mempunyai lemak berlebih karena berat badan mereka dipengaruhi oleh massa otot bukan lemak. (*)

*) Mahasiswa magang reguler dari UIN SATU Tulungagung Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: