AI dan Gen Z: Bencana atau Oasis?

AI dan Gen Z: Bencana atau Oasis?

ILUSTRASI AI dan gen Z: bencana atau oasis?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

KETIKA membuka media sosial, saya sering kali dikejutkan dengan berita tentang pesatnya perkembangan teknologi. Dikutip dari sebuah akun Instagram @creatorsofmetaverse, seorang siswa di India menciptakan sebuah mesin berbasis AI untuk membantu pengerjaan tugas sekolahnya. 

Mesin tersebut menirukan gaya tulisannya agar seolah-olah tugasnya dikerjakan oleh diri sendiri. Melihat fenomena itu, terlintas di benak saya sebuah pertanyaan mengenai arti eksistensi umat manusia di masa depan. 

Bagaimana nasib humanisme? Bagaimana masyarakat, terutama gen Z, bertahan menghadapi perkembangan teknologi yang begitu pesat ? 

BACA JUGA:Darurat Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kebahagiaan Gen Z

BACA JUGA:Gen Z yang Pemberang

REVOLUSI INDUSTRI SEBAGAI AWAL MULA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Jika dapat kembali ke masa lalu, ada baiknya kita mengingat kembali fenomena revolusi industri. Tidak ada yang menyangka bahwa sistem produksi yang berbasis tradisional dapat tergantikan oleh mesin. 

Vries (2008) dalam artikelnya, The Industrial Revolution, mengatakan bahwa masa revolusi industri merupakan masa peralihan dari masyarakat praindustri ke masyarakat industri. Meski dinamakan sebagai revolusi industri, proses transformasi kehidupan masyarakat tidak dapat dikatakan cepat. 

Itu berlangsung dalam kurun waktu yang lama karena dibutuhkan proses yang mendalam untuk beradaptasi dengan perubahan. Karakteristik dari revolusi industri dapat dilihat dari berbagai penemuan seperti batu bara, mesin uap, dan bola lampu. 

BACA JUGA:5 Ide Penataan Kasur Anak Gen Z yang Stylish dan Fungsional

BACA JUGA:5 Model Lemari Baju Kekinian untuk Anak Gen Z yang Rapi dan Estetik

Disadari maupun tidak, penemuan-penemuan tersebut memelopori teknologi yang kita gunakan saat ini. Artinya, revolusi industri tidak berhenti pada abad ke-18, tetapi bersifat kontinu. 

Contoh dari produk kontinu revolusi industri adalah komputer, laptop, dan telepon genggam. Ketiganya mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu. 

Alasan di balik perubahan bentuk tidak luput dari perkembangan pemikiran manusia dan kebutuhan zaman. Transformasi bentuk teknologi cenderung meningkatkan daya konsumtif manusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: