Komunitas Jajan GoFood dari Gojek, Anjangsana dan Menyelami Sejarah Tahu Nusantara

Komunitas Jajan GoFood dari Gojek, Anjangsana dan Menyelami Sejarah Tahu Nusantara

Proses membuat tahu di UD Sumber Kencana, pabrik tahu tertua di Surabaya. Tahu sebagai ikon kuliner lokal memiliki sejarah panjang.-Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Karena tinggal di Huainan yang berkelimpahan kedelai, Liu An melihat banyak tumpukan kedelai yang menggunung di sudut istananya. Lalu ia mencoba mengeringkan kedelai tersebut. Setelah kering, ditumbuk. Kemudian bubuk kedelai direbus dengan menambahkan sejumput garam. Jadilah produk kuliner baru: tahu.

BACA JUGA:Kisah inspiratif Driver GoCar dari GoJek Surabaya Bantu Penumpang Melahirkan di Tengah Kemacetan

Teknik pembuatan itu pun lestari hingga kini. Bahkan ada pengembangan-pengembangan tertentu dengan mesin yang lebih modern. Seperti yang ada dalam pabrik tahu UD Sumber Kencana.

Alat modern yang digunakan adalah ketel uap. Namun, proses pengerjaannya masih menggunakan cara tradisional. Sebab, bagi Riani, itu berpengaruh pada cita rasa tahu yang dihasilkan.

Para member komunitas Jajan GoFood juga mengunjungi kedai tahu campur H Abd Mahfud di kawasan Kalasan, Surabaya. Kedai itu cukup populer di Kota Pahlawan.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Kolaborasi dengan Gojek, Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat


Dhahana Adi, pegiat sejarah Surabaya. Ia memaparkan sejarah kuliner tahu. Bahwa tahu begitu dekat dengan masyarakat dan memiliki kisah panjang sejak era Dinasti Han.-Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Dalam kunjungan tersebut, selain Ipung, para member didampingi oleh dua perwakilan dari Gojek: Head of Corporate Affairs GoTo wil Jatim-Bali-Nusra Armyn Gita, serta User Growth Associate Surabaya Dela B.

Tahu campur H Abd Mahfud dipilih karena rasanya yang nikmat dan soft. "Kalau tahu campur lain, ada yang getal di lidah, karena lemaknya terlalu banyak. Ada yang dagingnya kurang empuk. Kalau tahu campur H Abd Mahfud ini pas. Jelas bisa dinikmati bahkan oleh mereka yang baru pertama kali mencicipinya," ujar pria 40 tahun itu.

Ipung pun menjelaskan tentang sejarah kuliner tahu campur. "Kalau versi populer, tahu campur berasal dari Desa Padenganploso, Pucuk, Lamongan. Dulu, dibawa oleh seorang warga yang pernah bekerja sebagai koki di rumah orang Belanda," tuturnya.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Kolaborasi dengan GoJek (2-habis): Wujud Program Tepat Sasaran

"Tapi ada juga versi lainnya," tambahnya. Versi lain itu menyebutkan kisah tentang seorang warga Padenganploso. Ia merupakan petani yang juga berjualan soto. Ketika pulang ke rumah, ia mendapati bahan-bahan seperti tauge, kubis, tahu, dan petis.

"Lalu orang itu punya ide untuk mencampur semua bahan itu dengan kuah soto. Bahan utamanya tahu. Tapi dicampur-campur dengan bahan lainnya. Makanya diberi nama 'tahu campur'," terangnya. 

Kunjungan komunitas Jajan GoFood tersebut tak hanya membuat kenyang. Tapi juga bermanfaat untuk menambah wawasan para member. Selain tahu tentang tahu, mereka juga tahu sejarah tahu. Termasuk tahu campur.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway