Riset USU Perkuat Bukti Ilmiah bahwa BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon

Riset USU Perkuat Bukti Ilmiah bahwa BPA Tidak Terdeteksi pada Air Minum Kemasan Galon

Dalam hasil riset tim peneliti USU yang telah dirilis itu menunjukkan bahwa BPA tidak terdeteksi pada semua sampel yang diuji, termasuk yang terpapar sinar matahari. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Inilah hasil riset terbaru Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah melakukan penelitian independen untuk mengamati luruhan BPA pada empat merek air kemasan galon lokal maupun nasional terpopuler.

Semua merek itu khusus yang beredar di Kota Medan. Dalam hasil riset tim peneliti USU yang telah dirilis itu menunjukkan bahwa BPA tidak terdeteksi pada semua sampel yang diuji, termasuk yang terpapar sinar matahari.

Hal itu dilakukan mengingat hingga saat ini masih beredar misinformasi terkait dugaan senyawa kimia Bisphenol-A (BPA) luruh dalam air minum kemasan galon polikarbonat (PC) yang terpapar sinar matahari.

BACA JUGA: Mikropenis dan Ganggungan Kesuburan pada Pria Bukan Dipicu BPA, Begini Hasil Penelitian Para Ahli!

Menanggapi hal ini, Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si, Guru Besar Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) selaku Ketua Tim Peneliti menegaskan.

Bahwa di dalam semua sampel air galon polikarbonat yang diteliti, baik yang terpapar ataupun tidak terpapar sinar matahari, tidak terdeteksi adanya luruhan atau migrasi BPA.

Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi air minum kemasan galon, karena merek-merek terpopuler di Kota Medan terbukti aman untuk dikonsumsi.

BACA JUGA: 5 Ahli Ini Tegaskan BPA pada Air Minum Galon Tak Terbukti Ilmiah Sebabkan Gangguan Kesehatan

Temuan ini juga membantah anggapan bahwa migrasi BPA dari galon berbahan polikarbonat dapat terjadi jika kemasan terpapar sinar matahari. Meskipun galon didistribusikan pada siang hari, migrasi BPA ke dalam air minum tidak akan terjadi apabila suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius.

"Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius,” kata Prof. Juliati. Dijelaskannya bahwa secara sifat kimiawi, BPA memiliki titik leleh pada suhu 159 derajat Celcius.

Hal ini menunjukkan bahwa BPA dalam kemasan polikarbonat hanya dapat luruh pada suhu yang sangat tinggi, hingga di atas suhu 159 derajat Celcius. Selain itu, BPA memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, jadi kemungkinan larut dari kemasan galon polikarbonat ke dalam air minum yaitu sangat kecil.

BACA JUGA: Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang, BPOM Perlu Penelitian Komprehensif

Metode Penelitian dan Sampling

Prof. Juliati memaparkan bahwa sampel dikumpulkan dari empat merek air minum dalam kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC) yang umum dan populer ditemukan di Medan. Keempat sampel tersebut terdiri dari dua merek produk AMDK nasional terpopuler yaitu AQUA dan Prima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: billboard