Gunung Fuji, Ikon Kultur dan Alam Jepang, Puncaknya Kembali Bersalju
Perbandingan foto Gunung Fuji yang bersalju dengan kondisi nyata Gunung Fuji yang sekian lama tidak bersalju di kejauhan.-Yuichi Yamazaki-Getty Images
Gunung Fuji tidak hanya terkenal karena ketinggiannya. Tetapi juga karena posisinya dalam budaya Jepang. Dalam tradisi Shinto dan Buddha, puncak bersalju Gunung Fuji dianggap sebagai simbol keabadian.
Gunung Fuji bersalju dalam lukisan Under the Wave off Kanagawa. Lukisan itu dipamerkan di Sotheby_s di London, pada 2023.-John Phillips-Getty Images
BACA JUGA:Pangeran Hisahito Raih Usia Dewasa di Tengah Krisis Suksesi Kekaisaran Jepang
Puisi dalam antologi kuno Man’yoshu dari abad ke-8 bahkan menggambarkan Fuji sebagai puncak Ilahi. Puncak itu telah ada sejak langit dan bumi terpisah.
Sejak zaman kuno, Gunung Fuji sering digambarkan dalam seni Jepang, terutama pada periode Edo ketika karya seni seperti seri 36 Pandangan Gunung Fuji karya Katsushika Hokusai populer di dalam dan luar negeri.
Salah satu karya paling terkenal dalam seri tersebut adalah Under The Wave off Kanagawa, atau Di Bawah Gelombang Besar di Lepas Kanagawa, yang menampilkan Gunung Fuji bersalju di latar belakang.
BACA JUGA:Makin Banyak Warga Jepang Berusia di atas 100 Tahun
Dua pendaki tampak beristirahat di Lereng Gunung Fuji pada bulan Agustus 2024 silam. Selama musim panas, pendaki diizinkan untuk mendaki gunung berapi berbentuk kerucut tersebut.-Mathias Cena-Getty Images
Menurut Radu Leca, seorang profesor seni di Hong Kong Baptist University, meskipun ada penggambaran Gunung Fuji tanpa salju di beberapa karya seni, puncak bersalju tetap menjadi elemen dominan dalam ikonografi gunung tersebut.
“Puncak bersalju memberikan kesan magisterial dan tidak terikat oleh perubahan musim. Menjadikannya simbol keabadian,” jelasnya.
Bagi banyak orang Jepang, kembalinya salju di Gunung Fuji adalah pertanda baik, meskipun datang terlambat. Sakaki menyebut bahwa warga Fujiyoshida setiap pagi bangun lebih awal untuk mencari tanda-tanda pertama salju. Berharap bisa segera mengumumkan kabar baik tersebut.
BACA JUGA:Kunjungan ke Gunung Fuji Menyusut, Jepang Tetapkan Kuota 4 Ribu Pendaki
Gunung Fuji bukan hanya memiliki daya tarik wisata. Tetapi juga sumber kebanggaan nasional Jepang. Puncaknya yang bersalju tidak hanya memukau secara visual. Tetapi juga melambangkan nilai-nilai spiritual dan budaya negeri Matahari Terbit.
Namun, fenomena keterlambatan salju itu juga menjadi pengingat akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Para ahli berharap keterlambatan itu dapat meningkatkan kesadaran global tentang perlunya upaya lebih besar untuk mengatasi perubahan iklim.
Bagi warga Jepang, salju pertama di Gunung Fuji bukan hanya fenomena alam. Tetapi juga bagian penting dari identitas nasional mereka.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: south china morning post