Ramadan Kareem 2025 (7): Revolusi Ramadan

Ramadan Kareem 2025 (7): Revolusi Ramadan

Ramadan bagi bangsa Indonesia sangatlah spesial, sangat istimewa dan sangat revolusioner. Pada bulan inilah Proklamasi Kemerdekaan yang dilanjutkan dengan penetapan UUD 1945 di 10 Ramadan 1364 H. --iStockphoto

Malas gerak yang produktif, sibuk lihat aplikasi di HP masing-masing, karena sedang puasa dan asyik menunggu berbuka. Ini semua bukan fakta historis yang terpateri pada umat yang berpuasa Ramadan.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (4): Saatnya Berbagi

Ramadan ini bulan yang secara tauhid saya imani penuh nikmat, pengampunan dan pembebasan dari hal-hal yang tidak baik (bahasa agamnya dari api neraka). Simaklah dalam-dalam bahwa gelora sejarah telah membuktikan dimana peristiwa-peristiwa yang sangat historis itu justru terjadi di Ramadan.

Bagai Bangsa Indonesia, Prokalamsi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah momentum yang paling hakiki dalam sejarah keberadaan Bangsa Indonesia, karena menghadirkan negara, bukan sekadar perkumpulan biasa, bukan sekadar jamaah pengajian, atau kejadian festival pasar malam.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (5): Bulan Distribusi

Ini adalah momentum hukum tertinggi pembentukan pelaku hukum yang memiliki kedududkan supremasi pada tataran pergaulan internasional. Dengan demikian Ramadan adalah bulan produktif. Bulan yang menjanjikan banyak kemenangan.  

Maka tidak boleh umat ini diserukan untuk bermalas-malasan karena sedang berpuasa. Tetapi harus ditempa dengan ajaran serta imaji sejarah yang kuat bahwa di bulan Ramadan terdapat saat yang tepat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indoensia.

Saat inilah waktu yang tepat melakukan  inovasi serta kreasi untuk menjemput Indoensia Emas 2045. Pemgembangan SDM unggul harus ditempa dengan sesi-sesi penggemblengan di bulan Ramadan.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (6): Ramadan adalah Kita

Kita mesti belajar pada peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Islam misalnya. Alquran sendiri diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad Saw pada bulan Ramadan. Kegemilangan umat Islam apada mulanya memasuki Madinah dalam kepemimpinan Rasulullah Muhammad Saw, juga di 17 Ramadan tahun 7 Hijriah yang memenangkan Perang Badar.

Pasukan Tariq bin Ziyad yang mampu menembus dan menggemilangkan Andalusia, terjadi juga pada tahun 92 H, bertepatan dengan Ramadan. Derap langkah Tariq waktu mengarungi lautan yang memisahkan Afrika dan Eropa, pun terjadi di bulan Ramadan.  

Untuk itulah bulan ini adalah bulan yang harus menjadi ruang pembuktian umat yang produktif guna membawa kemenangan Indonesia di kancah global. SDM yang unggul dan temuan-temuan sains dan teknologi yang membawa keharuman NKRI, harus terus dipompakan dan disematkan dalam forum-forum Ramadan.

BACA JUGA: Khasanah Ramadan (21): Zakat Menyejahterakan Umat

Kita mesti selalu ingat pesan-pesan dan teladan dari Rasulullah Saw yang rajin beraktivitas dan mengharapkan umatnya yang produktif, bukan umat yang leha-leha, leyeh-leyeh, malas menulis, malas bekerja, malas berkontribusi bagi kebaikan institusi di mana pun pembaca bekerja. Kita harus dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi lembaga di mana kita mengabdi.  

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya, andaikan ada di antara kalian yang berusaha membawa seutas tali dan pergi ke sebuah bukit untuk mencari kayu bakar. Kemudian, kayu bakar itu dipikul di punggungnya untuk dijual. Sehingga dia dapat memenuhi kebutuhannya. Tentunya, tindakan itu jauh lebih terhormat, ketimbang ia meminta-minta kepada orang lain". (HR Bukhari).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: