Tantangan Yamaha MotoGP: Mesin Inline-4 vs Mesin V4
Keberadaan sasis terbaru sepertinya yang berwarna silver saat motor Yamaha YZR-M1 milik tim pabrikan Yamaha di tes pramusim Selasa (19/11) lalu--Twitter Paddock GP @paddockGP1
BACA JUGA:Suzuki Factory Siap Tampil di MotoGP 2027, Genjot Produksi di Bekasi
Saat ini saja, YZR-M1 bermesin inline-4 sudah kesulitan menghadapi dominasi mesin V4 pabrikan Eropa. Apalagi jika harus beradaptasi dengan regulasi baru.
Para insinyur Yamaha kini harus membagi fokus: melanjutkan pengembangan mesin inline-4 sekaligus mempersiapkan mesin V4 sebagai solusi menghadapi tantangan 2027.
Mesin V4 merupakan konfigurasi baru yang belum pernah digunakan Yamaha sepanjang era MotoGP 4-Tak.
Keputusan Yamaha mengembangkan mesin V4 juga dipengaruhi arah teknologi ban Michelin.
Ban belakang Michelin, yang memiliki grip kuat dan pita kerja sempit, memungkinkan sudut kemiringan motor lebih dari 60 derajat.
Mesin V4 yang ramping dianggap lebih cocok untuk karakteristik ini dibandingkan mesin inline-4 yang lebih lebar.
Mesin V4 memiliki keunggulan pada torsi agresif saat keluar tikungan, cocok untuk gaya balap stop-and-go dan sudut menikung V-style.
Sementara itu, mesin inline-4 lebih mengandalkan ban depan yang kuat dan unggul dalam kecepatan menyapu tikungan.
Namun, mesin inline-4 memiliki keterbatasan pada putaran mesin di atas 18.000 rpm.
Getaran akibat desain crankshaft dan camshaft yang lebih lebar sering dikeluhkan pembalap, mengganggu sistem transmisi dan menyebabkan floating pada katup.
BACA JUGA:Yamaha Racing MotoGP Hadirkan Pembaruan Mesin dan Sasis untuk Musim 2025
BACA JUGA:Aleix Espargaro Jajal Honda RC213V, Tampil dengan Wearpack Baru
Sebaliknya, desain crankshaft dan camshaft mesin V4 yang lebih pendek memberikan kinerja lebih stabil.
Remy Gardner, pembalap PATA Yamaha di World Superbike, pernah membandingkan mesin KTM V4 dengan Yamaha YZR-M1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: