Vokasi dan Pengangguran di Jawa Timur
ILUSTRASI pendidikan vokasi dan pengangguran di Provinsi Jawa Timur.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
TINGKAT pengangguran terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Berdasar berita resmi statistik BPS Provinsi Jawa Timur, TPT di Provinsi Jawa Timur pada Agustus 2023 mencapai 4,88 persen atau turun 0,61 persen poin jika dibandingkan dengan periode Agustus 2022.
Itu berarti, dari tiap 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 4 atau 5 orang yang menganggur. Meski TPT Jawa Timur Agustus 2023 turun 0,61 persen bila dibandingkan dengan periode Agustus 2022, tidak berarti permasalahan pengangguran di Jawa Timur dianggap beres.
Penganggur dalam hal ini adalah mereka yang tidak bekerja tapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha baru atau sudah punya pekerjaan/usaha tapi belum mulai atau mereka yang putus asa sehingga tidak lagi mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha.
BACA JUGA:Menanti Wajah Baru Pendidikan Vokasi
BACA JUGA:Pendidikan Vokasi dalam Bingkai Semangat Sumpah Pemuda
Berdasar data TPT dari tingkat pendidikan yang ditamatkan per Agustus 2023, TPT lulusan SMK memang menunjukkan angka paling tinggi, yaitu 8,70 persen, kemudian diikuti TPT lulusan SMA sebesar 7,93 persen.
Dibandingkan dengan Agustus 2022, TPT lulusan SMK dan lulusan universitas menunjukkan peningkatan, sedangkan sisanya menunjukkan penurunan. Dari data di atas, nyatalah bahwa lulusan pendidikan vokasi menjadi penyumbang pengangguran di Jawa Timur.
Pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu tersebut tentu sangat dibutuhkan pada bidang pekerjaan tertentu. Penguasaan hard skill menjadi sebuah keharusan di dalam dunia industri sehingga vokasi tidak bisa dipandang sebelah mata.
BACA JUGA:Selamat Datang, 2.000 Mahasiswa Vokasi Unair! SDM Unggul Siap Kerja
BACA JUGA:Advokasi Pekerja Migran Melalui Pengabdian Masyarakat Internasional
Program pendidikan vokasi mendorong peserta didik untuk belajar melalui praktik ketimbang teori. Tidak berarti teori tidak dibutuhkan, tetapi pengalaman belajar teori melalui praktik menjadi sebuah solusi bagi penyuka praktik. Melalui berbagai pengalaman itulah, keterampilan peserta didik terasah. Ditunjang dengan soft skill yang dibutuhkan sesuai jurusan.
Dari sisi jam terbang, lulusan vokasi tidak perlu diragukan lagi. Mengingat, berbagai bentuk pembelajaran telah dilalui seperti pemagangan atau kerja praktik lapangan.
Kemampuan problem solving yang diperoleh akan sangat bermanfaat jika harus bekerja di bawah tekanan, termasuk saat harus melakukan mitigasi dan meminimalkan risiko kegagalan atas penyelesaian masalah.
BACA JUGA:Pendidikan Vokasi, Jalan Tengah saat UKT Mahal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: