Vokasi dan Pengangguran di Jawa Timur

Vokasi dan Pengangguran di Jawa Timur

ILUSTRASI pendidikan vokasi dan pengangguran di Provinsi Jawa Timur.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Di Jawa Timur, terdapat 38 kabupaten/kota yang memiliki potensi beragam. Berdasar data RPJMD Jawa Timur tahun 2019–2024, ke-38 kabupaten/kota itu terbagi atas delapan kluster prioritas pembangunan daerah yang harus dipetakan permasalahan dan solusinya. 

Yaitu, Kluster Labanegoro; Kluster Wilis Utara, Wilis Selatan, Malang Raya; Kluster Metropolitan; Kluster Probomajang, Ijen, Madura. 

Hasil pengolahan data dari Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Jawa Timur menunjukkan, di daerah Madura dan kepulauan, misalnya, terdapat potensi besar pada industri perikanan, industri pemeliharaan sapi potong, peternakan, dan industri garam. 

Maka, pendidikan vokasi yang seharusnya dikembangkan di daerah Madura dapat diarahkan mengikuti potensinya, melalui pembukaan jurusan atau program studi yang mendukung potensi itu. 

Di antaranya, program studi yang berhubungan dengan pengolahan hasil perikanan, peternakan, dan bahkan budi daya peternakan dan perikanan modern.  

Selain kedua hal di atas, perlu juga dilakukan revitalisasi kapasitas guru dan fasilitas sekolah guna mendukung kemampuan alumni vokasi menjadi wirausahawan. Tidak semua alumni vokasi memilih bekerja di sektor formal. 

Sebaliknya, vokasi mampu memberikan opsi profesi di sektor informal. Di era digital seperti sekarang ini, banyak sektor usaha berkembang dan membutuhkan tenaga kerja vokasi. Misalnya, industri teknologi dan manufaktur yang membutuhkan teknisi komputer, programmer, dan spesialis keamanan siber. 

Sektor e-commerce  juga membutuhkan tenaga kerja sebagai manajemen logistik, pemasaran digital, dan layanan pelanggan. Belum lagi profesi yang berafiliasi dengan teknologi multimedia seperti pengembang konten digital, game, dan animasi. 

Lebih jauh, karya-karya tersebut dapat mendukung berkembangnya sektor industri kreatif seperti iklan, desain visual, konten audio, komik, musik, foto, dan lain sebagainya dalam konteks saluran komunikasi massa.

Lulusan vokasi juga bisa menjadi entrepreneur melalui dukungan inkubator bisnis yang dikembangkan di sekolah vokasi maupun perguruan tinggi vokasi. Sebagai jawaban atas berbagai kemungkinan lulusan pendidikan vokasi yang tidak bisa diserap lapangan kerja sektor formal. 

Pendidikan vokasi dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah penyerapan tenaga kerja generasi muda Indonesia. Selain makin selaras dengan kebutuhan dunia industri, pendidikan vokasi dapat membuka lapangan kerja untuk generasi muda melalui kewirausahaan.

Semoga permasalahan itu dapat terselesaikan dengan baik melalui sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.

Itu sebagai tindak lanjut Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (RPVPV) dan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/333/KPTS/013/2023 tentang Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi Provinsi Jawa Timur Periode Tahun 2023-2024. (*)


*) Andri Suryandari adalah anggota Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Jawa Timur dan humas Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.--

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: