Berharap pada Desk Pemberantasan Narkoba (1): Banyak Boneka Sindikat selain Mary Jane

Berharap pada Desk Pemberantasan Narkoba (1): Banyak Boneka Sindikat selain Mary Jane

Para tersangka kasus narkotika saat rilis hasil ungkap kasus dan pemusnahan barang bukti di Ditresnarkoba Polda Jatim, Surabaya, Selasa, 29 Agustus 2023.-Moch Sahirol Layeli-

Abilawa malah meminta Harian Disway untuk mendata asal narkoba dari para tersangka yang sudah ditangkap. 

”Silakan tanya ke mereka narkobanya dari mana. Pasti dari Madura. Lalu, apakah aparat penegak hukum (APH) mengembangkan jaringan narkoba hingga ke bandarnya? Tidak pernah ada. Paling hanya satu tingkat di atas yang tertangkap. Hanya sekelas pengecer atau malah hanya kurir,” ujar Abilawa.

Padahal, kalau serius, APH bisa saja mengembangkan pengusutan jaringan bermodal HP. APH juga sudah dilengkapi dengan alat pelacak posisi HP. APH juga bisa membuka HP tersangka dan melihat percakapan dan riwayat panggilan untuk pengembangan. 

”Tapi, selama ini pengungkapan narkoba hanya berhenti di pengedar. Kalaupun ada tersangka yang disebut bandar, itu hanya umpan atau tumbal agar sindikat narkoba tetap bisa bertahan,” jelas Abilawa.

Abilawa malah meyakini, jika APH serius berniat memberantas narkoba, tentu bukan hal yang sulit. 

”Logikanya, APH bisa mengendus peredaran narkoba sekelas 100 gram, tetapi tidak mampu mengendus pengedar yang kelas kiloan. Dan lagi, buktinya sampai saat ini narkoba masih ada walaupun (anggap saja) sudah seratus pengedar yang ditangkap,” papar Abilawa.

Menurutnya, Madura memang dikenal sebagai salah satu jalur masuk narkoba di Jawa. Atau, malah sebagian Indonesia. Terutama pesisir utara Madura. 

Banyak pelabuhan kecil di sana yang bisa dibuat sandar kapal-kapal ukuran sedang. ”Setara dengan Pelabuhan Kalimas kalau di Surabaya,” terang Abilawa, Jumat, 6 Desember 2024.

Ada pelabuhan yang tersebar di Tanjungbumi dan Kokop, Kabupaten Bangkalan. Juga, tiga kecamatan di Kabupaten Sampang. Yaitu, Banyuates, Ketapang, dan Sokobenah. Dari pelabuhan di lima kecamatan tersebut, kapal dari Kalimantan bisa sandar. ”Minim pengawasan,” tegas Abilawa.

Dari jalur itulah narkoba jenis sabu-sabu dari Malaysia masuk. ”Tapi, (sabu-sabu) tidak langsung dari Malaysia, tetapi singgah dulu di Kalimantan. Dan, ada beberapa modus penyelundupan narkoba yang saya ketahui,” papar pria paruh baya berambut panjang itu.

Ada modus dengan menggunakan sapi. Narkoba dimasukkan ke perut sapi, kemudian dikirim ke Madura. Setahu Abilawa, modus itu pernah beberapa kali terjadi, sekitar 2-3 tahun lalu. 

Modus lainnya adalah menggunakan peti mati berisi mayat. ”Tapi, ini momentum khusus yang tidak bisa direncanakan. Tapi, bisa membawa narkoba dalam jumlah banyak,” tambahnya.

Dikatakan, banyak warga Madura yang menjadi TKI ilegal di Malaysia. Saat mereka meninggal, tentu membawa pulang jenazah adalah hal yang sulit. Baik karena biaya maupun dokumen pemulangannya. Di sanalah si bandar narkoba menjadi penolong dengan bersyarat.

Seluruh biaya pemulangan jenazah akan ditanggung asal peti mati bisa diisi narkoba. Peti mati berisi jenazah tidak boleh dibuka sebelum si bandar membuka peti dan mengambil ”barang titipannya”. ”Si bandar bisa menyelundupkan barang dan keluarga jenazah terbantu pemulangan mayat,” jelas Abilawa. (*)

BACA BESOK: Sulitnya memberangus kampung-kampung narkoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: