Berharap pada Desk Pemberantasan Narkoba (1): Banyak Boneka Sindikat selain Mary Jane

Berharap pada Desk Pemberantasan Narkoba (1): Banyak Boneka Sindikat selain Mary Jane

Para tersangka kasus narkotika saat rilis hasil ungkap kasus dan pemusnahan barang bukti di Ditresnarkoba Polda Jatim, Surabaya, Selasa, 29 Agustus 2023.-Moch Sahirol Layeli-

Banyak harapan yang digantungkan kepada Desk Pemberantasan Narkoba di Indonesia. Bergabungnya 16 lembaga negara setingkat kementerian itu diharapkan mampu menghapus sindikasi penyalahgunaan Narkoba di Indonesia yang sudah mencapai taraf mengerikan. Banyak boneka sindikat yang dijadikan tumbal atas nama pemberantasan Narkoba. Mary Jane salah satunya.

 

NAMA LENGKAPNYA adalah Mary Jane Fiesta Veloso, tapi lebih dikenal dengan Mary Jane. Dia warga negara Filipina kelahiran 10 Januari 1985 di Cabanatuan, Nueva Ecija. Perempuan itu pada 24 April 2010 Jane mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta. Dia terbukti membawa 2,6 kilogram heroin di dalam kopernyi. Dia lalu ditahan dan divonis hukuman mati, tapi batal dieksekusi.

Hubungan dan komunikasi bilateral Indonesia-Filipina akhirnya memutuskan pemindahan tahanan Mary Jane ke negara asal. Tidak bebas, tetapi melanjutkan hukuman sesuai dengan putusan pengadilan Indonesia. 

Mary Jane ternyata hanya boneka dari sindikat narkoba internasional. Itu terlihat dari perjalanannyi hingga akhirnya tertangkap. Mary Jane berasal dari keluarga kurang mampu. Dia bungsu dari lima bersaudara.

BACA JUGA:Kampung Narkoba di Mojokerto Diobrak, Puluhan Pengguna Diamankan

BACA JUGA:Indonesia Darurat Narkoba, BNN Keluhkan Kurangnya Ketersediaan Rehabilitasi

Mary Jane sudah menjanda di usia muda setelah dikaruniai dua anak laki-laki. Demi mendapatkan ekonomi yang layak, pada 2009 Mary Jane merantau ke Dubai, Uni Emirat Arab. Dia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan hanya bertahan sembilan bulan. Dia pulang ke Filipina karena sang majikan berusaha memerkosanyi.

Di negara asal, Mary berkenalan dengan Maria Kristina Sergio yang menawarkan pekerjaan ART di Malaysia. Dia lalu terbang ke Malaysia. Namun, sesampai Mary di Malaysia, Maria mengatakan bahwa lowongan kerja tersebut sudah tidak tersedia.

Namun, Maria mengatakan sudah menyiapkan lowongan kerja di Indonesia. Mary Jane lalu terbang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Air Asia. Dia dititipi koper dengan upah USD 500. Lalu, saat pemeriksaan keamanan di Bandara Adisutjipto itulah, narkoba berbentuk kristal putih ditemukan.

Mary Jane dijadwalkan dieksekusi mati pada 29 April 2015. Namun, satu hari sebelum eksekusi dilaksanakan pada 28 April 20215, Maria Kristina Sergio datang ke kantor Kepolisian Provinsi Nueva Ecija, Filipina, pada pukul 10.30 waktu setempat. Maria mengakui bahwa dialah yang merekrut Mary Jane.


Mary Jane, salah satu boneka jaringan narkoba yang akhirnya selamat dari eksekusi mati.--

Apakah Mary Jane adalah satu-satunya boneka yang dikorbankan sindikat narkoba?

”Tidak. Masih banyak yang serupa,” kata Abilawa (bukan nama sebenarnya), pegiat antinarkoba asli Madura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: