Gas Lighting Agus Buntung
ILUSTRASI Gas Lighting Agus Buntung.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Saat I Gusti Ayu Aripadni mengatakan ”Mana mungkin anak saya (Agus Buntung, 21) pemerkosa? Ia tanpa tangan sejak lahir. Untuk berpakaian pun saya bantu,” publik pun percaya. Tapi, setelah 15 perempuan melapor jadi korban pelecehan dan pemerkosaan Agus, polisi menetapkan ia tersangka sejak Senin, 9 Desember 2024. Kasus yang unik.
EMANSIPASI penjahat. Itulah kata yang tepat untuk kasus ini. Umumnya penjahat orang normal dan sebagian korbannya orang cacat. Di kasus ini terbalik, pelaku cacat dan semua korban perempuan normal. Mirisnya, ada tiga korban anak perempuan.
Kasus ini sudah viral sejak dua bulan lalu. Senin, 7 Oktober 2024, seorang mahasiswi inisial MA di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), melapor ke Polda NTB bahwa dia diperkosa Agus Buntung. Laporan diproses polisi.
BACA JUGA:Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas
BACA JUGA:Agama dan Pusat Unggulan Iptek Bidang Disabilitas
Masyarakat tidak percaya Agus bisa memerkosa. Ia buntung sampai kedua pangkal lengan sejak lahir. Apalagi, ibunda Agus, Ayu Aripadni, membantah seperti itu.
Seiring berjalan waktu, jumlah perempuan korban pelecehan seks Agus terus bertambah. Polisi melakukan penyelidikan dan bekerja sama dengan Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB. Ternyata sudah ada laporan dari tujuh korban terhadap Agus atas tuduhan yang sama.
Kemudian, jumlah korban terus bertambah menjadi 13 perempuan korban melapor polisi.
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB Joko Jumadi kepada wartawan di Mataram, Selasa, 3 Desember, 2024 mengatakan, ”Dari yang sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan) di penyidikan kepolisian itu, tiga orang korban perempuan. Ditambah yang baru disampaikan ke kami itu 10 orang perempuan lagi. Totalnya 13 orang.”
BACA JUGA:Dua Dari Tiga Difabel Lolos Tes Akhir SIPSS Polri
BACA JUGA:Anggota KPPS Wonokromo Dilantik, Libatkan Anak Muda dan Difabel
Terakhir sampai Senin, 9 Desember 2024, ada 15 korban perempuan yang melapor. Semuanya mengaku dilecehkan Agus di sebuah homestay di Mataram.
Pemilik homestay itu lantas dikonfirmasi wartawan. Ternyata perempuan si pemilik homestay membenarkan pengakuan para korban Agus yang melapor ke polisi.
Pemilik homestay: ”Benar. Sudah lama Agus menyewa kamar di sini. Tepatnya sejak kapan, saya lupa, tapi lebih dari setahun. Ia selalu membawa perempuan masuk kamar. Kami tidak curiga karena ia tanpa tangan. Ternyata perempuannya berganti-ganti. Sehari ia bisa mengajak dua, tiga, bahkan lima perempuan masuk kamar bergantian. Akhirnya muncul berita itu.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: