Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas
ILUSTRASI Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas. W.R. Soepratman adalah pahlawan yang juga penyandang disabilitas. Ia mengalami gangguan pendengaran, tetapi masih mampu menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DI INDONESIA, representasi kaum disabilitas di berbagai sektor, baik sosial, ekonomi, maupun politik, masih sangat terbatas. Sering kali mereka lebih dikenal sebagai individu yang membutuhkan bantuan daripada sebagai sosok yang berkontribusi.
Padahal, ada banyak sosok penyandang disabilitas yang layak digolongkan sebagai pahlawan modern, yang berjuang melawan stigma dan batasan yang dikenakan masyarakat, bahkan kadang oleh sistem itu sendiri.
Meski Indonesia telah memiliki beberapa peraturan dan undang-undang yang bertujuan melindungi hak-hak penyandang disabilitas, pelaksanaannya sering kali kurang maksimal.
BACA JUGA:Hari Disabilitas Internasional 3 Desember 2024, Sejarah dan 7 Cara Merayakannya!
Banyak fasilitas umum, misalnya, yang masih belum ramah disabilitas dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas masih sangat terbatas.
Selain itu, minimnya sosok pahlawan yang berasal dari kelompok disabilitas dalam sejarah bangsa memperburuk bias dan stereotipe negatif bahwa penyandang disabilitas tidak mampu berkontribusi dalam perjuangan nasional.
Terkait hal itu, ada satu momentum pada 3 Desember, yakni Hari Penyandang Disabilitas Internasional. Sebelumnya, ada Hari Disabilitas Internasional pada 6 November dan Hari Pahlawan 10 November.
BACA JUGA:Agama dan Pusat Unggulan Iptek Bidang Disabilitas
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Anak Disabilitas di Surabaya, DPRD Soroti Pentingnya Edukasi Orang Tua
Nah, ketiganya menjadi wacana signifikan dan reflektif yang bisa disatukan. Tentang apakah makna pahlawan itu cukup inklusif bagi seluruh masyarakat. Khususnya bagi kelompok disabilitas.
PAHLAWAN KAUM DISABILITAS
Sejarah Indonesia memang mengenal beberapa tokoh besar yang memiliki keterbatasan fisik. Misalnya, W.R. Soepratman yang mengalami gangguan pendengaran dan masih mampu menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Namun, kisahnya masih jarang dikupas dari perspektif disabilitas sehingga jarang menjadi inspirasi bagi penyandang disabilitas masa kini. Hal itu membuat para penyandang disabilitas kerap merasa tidak memiliki sosok teladan atau pahlawan yang menggambarkan realitas kehidupan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: