Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas

Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas

ILUSTRASI Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas. W.R. Soepratman adalah pahlawan yang juga penyandang disabilitas. Ia mengalami gangguan pendengaran, tetapi masih mampu menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Perkuat Komitmen Inklusivitas, UKWMS Luncurkan Unit Layanan Disabilitas

BACA JUGA:Tak Hanya Pekerja Rumah Tangga, RUU PPRT Dapat Melindungi Pekerja Anak dan Disabilitas

Representasi bukan hanya soal memberikan tempat atau pengakuan. Tetapi, juga soal memberikan harapan dan membangun rasa percaya diri. 

Bagi kaum disabilitas, pentingnya memiliki sosok pahlawan atau teladan yang memiliki latar belakang yang serupa adalah untuk menginspirasi mereka. Bahwa, keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya, bermimpi, dan berkontribusi. 

Seorang pahlawan yang memahami perjuangan sehari-hari penyandang disabilitas dalam menghadapi diskriminasi, keterbatasan aksesibilitas, serta stigma sosial akan membawa semangat dan optimisme bagi banyak individu dalam kelompok itu.

BACA JUGA:Ubaya Rilis Tactus, Inovasi Alat Makan untuk Disabilitas Netra

BACA JUGA:Rumah Anak Prestasi Jadi Wadah Kreativitas 516 Disabilitas di Surabaya

Negara-negara lain punya sosok pahlawan dari kalangan disabilitas. Misalnya, Helen Keller yang tuli dan buta, tetapi menjadi penulis, aktivis, dan tokoh pergerakan hak disabilitas di Amerika Serikat. Keller tidak hanya berjuang untuk diri sendiri, tetapi juga membuka jalan bagi penyandang disabilitas lainnya. 

Indonesia membutuhkan figur sepertinya yang tidak hanya membawa perubahan bagi dirinya sendiri, tetapi memberi dampak nyata bagi komunitas disabilitas di tanah air.

TANTANGAN DAN PERJUANGAN

Para penyandang disabilitas di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Mulai akses terhadap pendidikan dan lapangan kerja hingga stigma sosial yang melekat kuat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 12 persen di antara total populasi Indonesia memiliki bentuk disabilitas tertentu. 

BACA JUGA:Disabilitas dan Berkebutuhan Khusus Bisa Daftar Polisi

BACA JUGA:Rumah Anak Prestasi Surabaya Bisa Dimanfaatkan Anak-Anak Disabilitas Untuk Belajar dan Menjalani Terapi

Namun, sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya kesempatan mereka di dunia kerja. Pendidikan yang inklusif dan fasilitas yang ramah disabilitas seharusnya bukan sekadar janji di atas kertas. 

Kenyataannya, sebagian besar sekolah dan kampus di Indonesia belum memiliki fasilitas yang memadai bagi penyandang disabilitas. Dalam kondisi seperti itu, individu penyandang disabilitas yang berhasil mengatasi hambatan tersebut menjadi sosok yang patut diangkat sebagai inspirasi, sebagai pahlawan yang membuka jalan bagi orang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: