Attention Span Kian Menurun, Media Sosial Jadi Sorotan

Attention Span Kian Menurun, Media Sosial Jadi Sorotan

Attention span menurun di era digital, tergerus notifikasi dan konten [email protected]

Akibatnya, saat dihadapkan pada sesuatu yang lebih panjang dan kompleks, seperti membaca artikel, menonton film berdurasi panjang, atau menyelesaikan tugas, otak kesulitan untuk tetap fokus dan memprosesnya dengan baik.

BACA JUGA: Fenomena Deinfluencing Media Sosial, Tak Lagi Percaya Rekomendasi Influencer

Algoritma Media Sosial

Algoritma media sosial dirancang untuk memahami minat dan ketertarikan penggunanya. Dengan terus menyesuaikan konten yang ditampilkan, platform ini membuat penggunanya semakin betah untuk menggulir layar tanpa henti.

Awalnya hanya berniat melihat sebentar sebagai selingan sebelum kembali bekerja, namun tanpa sadar waktu pun berlalu begitu saja. Media sosial seolah berhasil menarik perhatian secara terus-menerus, membuat penggunanya sulit melepaskan diri dan kerap kali kehilangan fokus, kembali tergoda untuk membuka ponsel berulang kali. 

Sebuah survei dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 31 persen remaja mengalami kesulitan berkonsentrasi karena sering mengecek ponsel mereka. Selain itu, 49 persen remaja mengakui bahwa mereka sering menggunakan teknologi untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan pelajaran, bahkan justru mengganggu proses belajar mereka.

BACA JUGA: Gen Z Lebih Percaya Media Sosial meskipun Hoax Mengintai, Kira-Kira Kenapa Ya?

Penelitian lanjutan dari National Institutes of Health menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di depan layar ponsel cenderung memiliki nilai akademik yang lebih rendah. Penyebabnya? Mereka kesulitan untuk belajar secara efektif. 

Jika untuk fokus saja sudah menjadi tantangan, bagaimana mungkin mereka dapat memahami materi dengan baik? Pola konsumsi konten singkat yang terus-menerus membuat otak terbiasa berpindah cepat dari satu informasi ke informasi lain, sehingga ketika dihadapkan pada teks yang panjang dan kompleks, konsentrasi mereka mudah terpecah. 

Hal ini pun dialami oleh banyak orang. Bahkan membaca satu buku yang seharusnya bisa selesai dalam beberapa hari terasa begitu sulit. Tak jarang, muncul kebiasaan multitasking, mengerjakan banyak hal sekaligus dalam satu waktu. Akibatnya, fokus terpecah, pekerjaan memakan waktu lebih lama, konsentrasi menurun, dan hasil akhirnya pun tidak optimal. 

BACA JUGA: Bagaimana Tetap Aman di Media Sosial?

Notifikasi dan Efek Reward

Terlebih jika semua notifikasi media sosial diaktifkan. Seberapa sering layar ponsel dipenuhi oleh notifikasi yang muncul berulang kali? Saat notifikasi terus berbunyi tanpa henti, fokus terhadap pekerjaan di dunia nyata pun perlahan-lahan terkikis. 

Perhatian yang seharusnya terarah pada tugas utama justru terbagi dengan gangguan digital yang tiada habisnya. Selain itu, saat seseorang mengunggah sesuatu di media sosial dan mendapatkan respons positif, baik berupa like maupun komentar, otak secara alami melepaskan dopamin. 

Rasa puas dan senang pun muncul dengan instan, tanpa perlu usaha besar. Proses ini menciptakan pola di mana penghargaan dari orang lain bisa diperoleh dengan mudah, tanpa harus melalui proses yang panjang dan penuh tantangan. 

BACA JUGA: 8 Kegiatan Produktif Ngabuburit Tanpa Scroll Medsos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber