Ramadan Kareem 2025 (18): Banjir yang Terundi

Ramadan Kareem 2025 (18): Banjir yang Terundi

Ramadan ini datang dengan penuh keberkahan yang terbuka lebar. Disambut hadirnya gubernur baru meski berasal dari petahana yang telah dilantik 20 Februari 2024 lalu. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Ramadan ini datang dengan penuh keberkahan yang terbuka lebar. Disambut hadirnya gubernur baru meski berasal dari petahana yang telah dilantik 20 Februari 2024 lalu.

Sekembali dikarantina sampai menjelang 1 Ramadan 1446 H, kinerja sudah disiapkan dengan program-program yang sangt dinantikan warga Jawa Timur. Saya juga merasakan betapa berat tugas gubernur.

Sejurus peristiwa di Bojonegoro dan Madiun serta berbagai daerah lain di Jawa Timur, saya yakin Gubernur Khofifah Indar Parawansa pastilah terusik dengan banjir yang melanda wilayah Jatim.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (17): Belajar Takwa Semesta

Bukan soal solidaritas perbanjiran dengan Jabodetabek, tetapi ini mengenai rasa terancam banjir di kala musim hujan. Tentu setarikan napas dengan hadirnya hujan deras pada pertengahan Ramadan 1446 H.

Termasuk banjir di wilayah areal kawasan permukiman seorang jajaran kolega Universitas Airlangga yang dilanda banjir properti di desanya. Tentu saja banjir itu menyentak karena dampaknya yang luas.

Banjir yang melanda kabupaten ataupun kota tersebut telah menggenangi berpuluh desa dan beratus rumah dengan ketinggian 1-5 meter. Sebuah realitas yang menyuguhkan kehendak agar mimpi ideal yang dikenal sebagai visi-misi program gubernur diuji oleh kenyataan.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (16): Ramadan dan Rimbawan

Derita dan tangis warga korban mengalirkan kisah yang sangat memilukan karena kekuasaan selama ini juga belum amat berdaya untuk mengatasi banjir di Jawa Timur.

Seperti tradisi tahunan dan seberkas arisan yang setiap pekannya akan mengundi keberuntungan. Banjir datang menerjang dengan penuh perkasa sebagai penanda bahwa alam menunjukkan kedidgayaannya. 

Publik sangat memahami bahwa banjir hadir melengkapi gelapnya mendung sebelum akhirnya mencurahkan hujan. Wilayah-wilayah yang selama ini menjadi “ajang silaturahmi banjir” seolah memanen kemalangannya kembali dikarenakan perubahan peruntukan ruangnya yang memangkas kawasan konservasinya.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (15): Hilyatul Auliya

Berdiri megah berjajar gedung bertingkat yang memikat di kawasan kabupaten-kabupaten itu. Sawah ladang berubah menjadi areal “perkebunan bangunan” dan daerah resapan air kian  berkurang.

Hujan tidak tertampung oleh bumi sehingga muntah dengan sengal sungai yang kian dangkal. Hujan yang merata tempo hari pada 16 Maret 2025 ternyata “menderitakan” wilayah barat Jawa Timur dan bersambung pula ke arena ke timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: