Siswi Dicabuli Empat Siswa di Rembang, Jateng

Siswi Dicabuli Empat Siswa di Rembang, Jateng

ILUSTRASI siswi dicabuli empat siswa di Rembang, Jateng.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

”Karena kuncinya di situ, di saku rok di bagian paha depan korban, dan kebetulan ada anak yang menggunakan benda kayu. Nah, kayu itu untuk memukul. Namanya memukul kan ada yang menyodok dan sebagainya.”

Mengapa tidak ada guru di sana?

”Kejadian itu memang bapak dan ibu guru tidak tahu. Saat kejadian itu waktu jam 09.00 WIB, itu karena waktu istirahat, guru-guru mengumpul di ruang perpustakaan untuk mengadakan sosialisasi e-rapor.”

Namun, akhirnya, Rabu, 18 Desember 2024, Arief dan para guru sekolah tersebut dipanggil pihak Polres Rembang untuk dimintai keterangan. Arief, seusai diperiksa polisi, tidak bicara kepada wartawan lagi.

BACA JUGA:Siswi SMP di Surabaya Dicabuli 4 orang yang Tinggal Serumah

BACA JUGA:Kakek Bau Tanah di Madiun Cabuli Bocah Berkebutuhan Khusus

Kasus itu belum dipastikan polisi sebagai pencabulan. Pengakuan antara keluarga korban dan pengakuan Arief berbeda jauh. Tentu, jika kejadian itu terbukti sebagai pencabulan, karier Arief bisa tamat. Ia pun bertahan keras pada keterangan versi tersebut di atas. 

Perundungan dan pencabulan terhadap anak kini tidak hanya terjadi di perkotaan, tapi sudah di semua pelosok Indonesia. Belum ada riset, mengapa jumlah kejadian begitu banyak atau meningkat drastis dalam dua dekade belakangan ini.

Dikutip dari data Unicef, 10 Oktober 2024, berjudul Over 370 million girls and women globally subjected to rape or sexual assault as children, disebutkan, sampai dengan data itu diterbitkan, lebih dari 370 juta anak perempuan dan perempuan sedunia (atau 1 dari 8 perempuan) mengalami pemerkosaan atau kekerasan seksual sebelum usia 18 tahun.

Data tersebut dirilis untuk menyambut Hari Anak Perempuan Internasional, 11 Oktober 2024.

Disebutkan, jika kekerasan seksual ”nonkontak” seperti pelecehan daring atau verbal disertakan dalam data, jumlah anak perempuan dan perempuan yang terdampak meningkat menjadi 650 juta di seluruh dunia (atau 1 dari 5 anak perempuan dan perempuan dewasa). 

Menurut Unicef, itu darurat. Dibutuhkan strategi pencegahan dan dukungan yang komprehensif untuk mengatasi semua bentuk kekerasan dan pelecehan secara efektif.

Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell mengatakan, ”Kekerasan seksual terhadap anak merupakan noda pada hati nurani moral kita. Kekerasan seksual menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan, sering kali dilakukan seseorang yang dikenal dan dipercayai anak, di tempat-tempat yang seharusnya membuat mereka merasa aman.” 

Hasil riset Unicef, Afrika Sub-Sahara memiliki jumlah korban tertinggi, 79 juta anak perempuan dan perempuan terdampak (22 persen). 

Diikuti 75 juta di Asia Timur dan Tenggara (8 persen), 73 juta di Asia Tengah dan Selatan (9 persen), 68 juta di Eropa dan Amerika Utara (14 persen), 45 juta di Amerika Latin dan Karibia (18 persen), 29 juta di Afrika Utara dan Asia Barat (15 persen), dan 6 juta di Oseania (34 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: pencabulan