Lewat Program Tekad, Desa Inegena NTT Kini Berhasil Ekspor Kemiri

Lewat Program Tekad, Desa Inegena NTT Kini Berhasil Ekspor Kemiri

Komoditas kemiri BUMDes Maju Bersama Desa Inegena NTT siap menembus pasar ekspor internasional.--

HARIAN DISWAY - Terletak di Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Desa Inegena kini menjadi contoh sukses pelaksanaan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad). 

Memanfaatkan potensi unggulan berupa komoditas kemiri, unit usaha yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Maju Bersama” siap menembus pasar ekspor internasional.

Koordinator Program Tekad Kabupaten Ngada Antonius Silvester menjelaskan, kesuksesan Desa Inegena tidak terlepas dari dukungan besar yang diberikan melalui Program Tekad pada tahun 2022.

Saat itu, Desa Inegena menerima dana sebesar Rp 100 juta untuk kegiatan Demonstrasi Plot (Demplot) pengolahan kemiri menjadi minyak kemiri. 

Dana tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pengadaan mesin pemecah kemiri, freezer, mesin pemeras minyak, dan botol kemasan.

BACA JUGA:Program Tekad Dukung BUMDes di Indonesia Timur untuk Ketahanan Pangan dan Makan Gratis

BACA JUGA:Unair Tambah 16 Guru Besar, Total Kini Punya 372 Profesor

“Bantuan ini menjadi langkah awal yang mendorong masyarakat desa untuk lebih percaya diri dalam mengolah dan memasarkan produk mereka,” ujar Antonius, Kamis, 19 Desember 2024.

Melihat prospek dan potensi besar yang dimiliki desa, pada tahun 2023 lalu, Pemerintah Kabupaten Ngada memberikan dukungan tambahan berupa mesin pemecah kemiri, oven, dan kulkas. 

Selain itu, Program TEKAD juga mengalokasikan dana sebesar Rp 260 juta untuk pembangunan Solar Dome Dryer, pembelian freezer, dan mesin vacuum sealer. 

Semua fasilitas ini mendukung peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk desa.

Pada tahun 2024, Desa Inegena menjalin kerja sama strategis dengan PT Agradaya dan memanfaatkan dana CSR dari PT Pelindo II sebesar Rp 149.766.600 untuk membangun rumah produksi Solar Dome Dryer. 

“Saat ini, progres pembangunan telah mencapai 40%, yang menunjukkan semangat kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung pengembangan ekonomi desa,” jelas Antonius.

Keberhasilan Desa Inegena juga berkat penerapan model Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK), yang terintegrasi dengan mekanisme reguler Perencanaan Pembangunan Desa (PPD). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: