Menginspirasi Lewat Sapuan Kuas, Pameran Seni Sonja Irawaty di ARTOTEL Surabaya
Pengunjung membaca penjelasan terkait pameran Life, Love and Cherry Blossom. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Pelukis ekspresionis Sonja Irawaty berpameran di Artspace, Artotel TS Suites Surabaya, bertajuk Life, Love & Cherry Blossom. Pameran itu dibuka pada 20 Desember 2024, menghadirkan 11 lukisan bertema bunga sakura.
Bagi Sonja, seni sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lewat setiap goresan kuas, seni melahirkan ungkapan cinta, ekspresi, dan keindahan. Itu pula yang mengilhaminya dalam proses penciptaan karya-karyanya.
Karya-karya Sonja tersebut menonjolkan keindahan pola titik yang berlapis secara ekspresif. Menciptakan kesan tiga dimensi. Lewat bunga sakura, Sonja ingin menyampaikan pesan tentang kecantikan, kekuatan, dan sensualitas.
“Bunga sakura itu simbol kehidupan. Seperti musim semi yang membawa harapan baru. Mekarnya bunga sakura memberikan semangat dan vitalitas,” ungkap Sonja saat sesi press conference.
BACA JUGA:Pameran Solid Gold di Brooklyn Museum, Emas sebagai Ekspresi Seni dan Kekuasaan
Sonja Irawaty menjelaskan makna tentang karyanya yang berjudul I Made It Through The Rain. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Sesi tersebut diikuti dengan cerita perjalanan Sonja sebagai seniman. Mulai dari awal ketertarikannya pada dunia seni hingga eksplorasi kreatifnya selama ini. Setelah itu, pembukaan pameran dilakukan oleh Director Artotel Group Windi Salomo.
Sonja menyampaikan bahwa seni baginya bukan sekadar hobi. Melainkan alat komunikasi yang mampu menginspirasi.
“Saya ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi mercusuar. Mampu membimbing orang lain untuk lebih mengapresiasi keindahan di sekitar kita, sekaligus membangkitkan jiwa kreatif untuk mengubah dan mengangkat aspek kehidupan,” ujarnya.
Setelah menjelaskan makna tentang karyanya yang terpajang di lantai atas, para tamu diajak turun satu lantai untuk melihat karya-karyanya yang lain. Beberapa karya terpajang. Seperti: True Joy, I Made It Through The Rain, Dancing In The Strom, Deeper Than Ocean dan Strength.
Berbeda dengan karya Sonja di lantai atas, lukisan di lantai bawah mengusung gaya abstrak-ekspresif. Menurutnya, lukisan-lukisan tersebut merupakan abstraksi dari naik-turunnya kehidupan.
BACA JUGA:Duan Yiran dan Lu Yinkai, Dua Seniman Muda yang Menjaga Warisan Budaya Tiongkok di London
BACA JUGA:Jatim Art Forum 2024 Meriahkan Gresik dengan Eksplorasi Budaya dan Seni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: