Olahraga Pasca-kateterisasi Jantung pada Penderita Jantung Koroner
ILUSTRASI Olahraga Pasca-kateterisasi Jantung pada Penderita Jantung Koroner.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Selama tes, elektroda ditempelkan pada dada pasien untuk merekam aktivitas listrik jantung menggunakan elektrokardiogram (EKG). Tekanan darah, denyut jantung, dan gejala klinis (seperti nyeri dada atau sesak napas) juga dipantau secara kontinu.
BACA JUGA:Penyintas Jantung Bangkalan Berlari di Surabaya Orthopedic Half Marathon 2024
BACA JUGA:Cara Cegah Stroke dan Penyakit Jantung dengan Minyak Zaitun
Tes dihentikan jika pasien mencapai tingkat stres maksimum, menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, atau jika terdapat perubahan signifikan pada EKG.
Abnormalitas yang dapat ditemukan:
1) Depresi segmen ST pada EKG, menunjukkan adanya iskemia.
2) Aritmia atau denyut jantung yang tidak teratur selama latihan.
3) Penurunan tekanan darah atau respons yang tidak normal terhadap stres fisik.
4) Gejala klinis seperti nyeri dada yang mengindikasikan angina pektoris.
BACA JUGA:Pentingnya Cek Kolesterol Berkala untuk Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke
BACA JUGA:Apakah Gejala Serangan Jantung sama dengan Gejala Maag?
Kedua, CT cardiac (computed tomography angiography/CTA jantung).
CT cardiac adalah pemeriksaan pencitraan non-invasif yang menggunakan sinar-X dan kontras untuk menilai arteri koroner, mendeteksi plak aterosklerotik, dan mengevaluasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.
Cara tes: Pasien diminta berbaring di meja pemindai CT, lalu sebuah kontras berbasis yodium disuntikkan melalui vena (biasanya di lengan) untuk membuat pembuluh darah terlihat jelas.
Pemindai CT mengambil gambar berkecepatan tinggi yang kemudian diolah menjadi citra tiga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: