Cuaca Ekstrem Pengaruhi Libur Akhir Tahun, Wisata Sepi, Harga Pangan Naik

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Libur Akhir Tahun, Wisata Sepi, Harga Pangan Naik

Cuaca Ekstrem pada masa Libur Nataru menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan kenaikan sejumlah komoditas pangan-Jasa Marga-

HARIAN DISWAY - Cuaca ekstrem yang menghiasi tanah air pada periode libur akhir tahun ini berdampak pada pariwisata serta harga-harga kebutuhan pokok. 

Berdasar data yang dihimpun Harian Disway dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) per Sabtu 28 Desember 2024, harga cabai rawit tembus Rp 80 ribu per kilogram di Bojonegoro. itu menjadi harga tertinggi di Jatim. Sementara harga terendah ada di Bangkalan dengan Rp 23 ribu per kilogram.

Begitu pula harga cabai merah besar. Di Bojonegoro, harganya tembus Rp 60 ribu per kilogram. Sementara harga terendah di Bangkalan yaitu Rp 13 ribu per kg. 

BACA JUGA:Imbas Cuaca Buruk, Harga Cabai di Jatim Naik Sampai 80 Ribu Per Kilo

BACA JUGA: Cara Terminal Teluk Lamong Hadapi Cuaca Ekstrem di Libur Nataru

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim Yudi Arianto mengatakan, kenaikan harga itu terjadi karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal Desember 2024. 


Wisatawan yang berkunjung di hari libur nataru, Sabtu 28 Desember 2024.-Moch Sahirol Layeli-

Ia mengatakan, harga saat ini masih terbilang normal. Belum melebihi HET. Karena berdasar data Siskaperbapo Jatim, harga rata-rata provinsi untuk cabai rawit berada di angka Rp 52.393 per kilogram. Sedangkan cabai merah besar Rp 39.058 per kilogram.

“Kenaikannya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET). Sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas),” katanya saat dihubungi Harian Disway, Sabtu 28 Desember 2024.

BACA JUGA: Khofifah Ajak Masyarakat Antisipasi Cuaca Ekstrem Akhir Tahun: Pantau Cuaca Sebelum Bepergiangian

“Kalau saya rasa, harga nggak sampai Rp 60 ribu per kilogram, itu masyarakat masih tidak mempermasalahkan. Artinya tidak sampai membuat warga bergejolak,” tambah Yudi.

Sementara itu Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Nanang Triatmoko mengatakan, lonjakan harga cabai cukup drastis. Bahkan menurutnya lonjakan harga itu bisa berlangsung hingga dua bulan ke depan.

“Saat ini harga cabai rawit di tingkat petani Rp 48 ribu per kilogram. Bukan tidak mungkin kalau di pasaran harganya mencapai Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar harga di tingkat petani mencapai Rp 28 ribu per kilogram,” katanya. 

Naiknya harga itu karena permintaan tinggi. Sedangkan pasokan mulai berkurang karena masuk musim hujan. Petani malas merawat tanaman cabainya. Apalagi harga sempat jatuh banget. Juga banyak tanaman cabai yang rusak. Meskipun tidak mati. “Karena itu, begitu harga naik drastis, pasokan sangat sulit didapat,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: