Cegah Penyebaran Wabah PMK, Pemprov Jatim Mulai Perketat Peredaran Hewan Ternak

Cegah Penyebaran Wabah PMK, Pemprov Jatim Mulai Perketat Peredaran Hewan Ternak

Adhy Karyono saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Jumat 3 Januari 2024-Michael Fredy Yacob-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim akan kembali memperketat keluar dan masuk sapi ke Jatim. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengurangi dan mencegah meluasnya penyebaran penyakit menular penyakit mulut dan kuku (PMK

“Terlebih penjagaan ketat di perbatasan dengan provinsi lain maupun kabupaten dan kota yang hewan ternaknya mengalami penyakit PMK,” kata Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Jumat 3 Januari 2025.

Anda Sudah Tahu, di Jawa Timur terdapat 30 kabupaten/kota yang telah terkonfirmasi terjangkit virus PMK. Adhy pun berkoordinasi dengan kabupaten/kota yang ternak di sana terjangkit penyakit ini termasuk kementerian pertanian untuk melakukan pendataan kembali sapi yang tertular PMK.

Sehingga, pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim bisa mempersiapkan segala hal untuk menekan penyebaran virus tersebut. “Langkah awal ya dengan melakukan vaksinasi dan apa yang dilakukan di 2022 lalu, akan kami lakukan lagi sekarang,” ucapnya.

BACA JUGA: Kasus PMK Kembali Mengkhawatirkan Peternak Jatim

Adhy mengaku sudah mengalokasikan anggaran untuk mengatasi wabah PMK. “Anggaran ini nantinya untuk melakukan pengobatan dan vaksinasi kepada hewan yang sudah terjangkit dan belum terjangkit PMK,” terangnya.

Ia pun meminta agar dinas Peternakan Jatim terus berupaya melakukan penanganan wabah PMK. "Saat ini, dari laporan yang saya terima, dinas Peternakan Jatim dan kabupaten/kota tengah mengatasi masalah wabah yang menyerang ternak di Jatim ini,” bebernya.


Illustrasi vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). -(Foto: Deni Armansyah/Jabar Ekspres)-

Menurutnya, penyebaran virus PMK ini bisa jadi disebabkan karena kondisi cuaca. Serta peredaran hewan ternak yang masuk di Jatim. “Jadi penjagaan ketat ini akan kami perlakukan lagi,” tegas mantan Sekdaprov Jatim ini.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani mengatakan, selama November-Desember 2024 terdapat 6.072 kasus PMK. Sebanyak 282 ekor ternak dilaporkan mati. “Paling banyak terjadi di Desember 2024. Mencapai 100 kasus per hari,” katanya.

BACA JUGA: Antraks, Penyakit Hewan yang Menghantui Masyarakat Gunungkidul Sejak 2016 hingga Sekarang

Mereka pun sudah melakukan penanganan terhadap ternak yang sakit. Dengan memberikan memberikan analgesik, antipiretik, vitamin, dan antibiotik. Sementara beberapa daerah yang terjangkit penyakit itu sudah mengambil sampel untuk diuji di laboratorium PMK.

“Semua sampel yang diambil itu, langsung dibawa ke Balai Besar Veteriner Wates dan Balai Besar Veteriner Farma PUSVETMA Surabaya untuk dilakukan uji laboratorium. Menurut informasi hasilnya sudah keluar,” katanya lagi.

Hasil pengujian laboratorium itu menunjukkan positif penyebaran PMK di beberapa daerah. Seperti Lumajang, Blitar, Tulungagung, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Sampang, Sumenep, Jember, Bondowoso, Kabupaten Mojokerto, dan Lamongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: