Pakar Ragu Partai Akan Berani Usung Parpol Sendiri Meski PT 20 Persen Dihapus MK
Adi Prayitno ragu partai akan berani mengajukan capres dan cawapres meskipun MK menghapuskan syarat ambang batas pencalonan presiden--Instagram @adiprayitno.official
HARIAN DISWAY - Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyampaikan keraguannya atas keberanian partai-partai untuk mengusung calon prediden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) resmi menghapuskan syarat ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen pada Kamis, 2 Januari 2025.
Keputusan MK untuk menghapus aturan ini didasari oleh prinsip kesetaraan politik dan hak setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.
MK berpendapat bahwa aturan tersebut tidak efektif dalam menyederhanakan jumlah partai politik dan malah lebih menguntungkan partai besar, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Menurut Adi sebagai direktur dari salah satu lembaga survey politik, secara prosedur demokrasi, penghapusan PT ini seharusnya menjadi kesempatan bagi partai-partai kecil.
Karena melalui penghapusan ini, setiap partai politik yang ikut pemilu berhak mengusung capres dan cawapres mereka tanpa ada halangan tertentu.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: MK Hapus Syarat Ambang Batas Pencalonan Presiden 20 Persen
“Ini tantangan semua partai politik untuk berani mengusung jagoan mereka di pilpres, toh kesempatan terbuka, monggo elit-elit partai, ketum partai, sekjen partai, atau orang-orang partai punya hasrat untuk maju pilpres, ini adalah kesempatan yg terbuka.”
Namun, menurut Adi, meskipun penghapusan PT ini seharusnya menjadi kesempatan emas bagi semua jenis partai, baik besar maupun kecil, kebiasaan yang telah berlangsung bertahun-tahun tetap akan dipraktikkan, yaitu cenderung bergabung dengan pihak-pihak yang memiliki elektabilitas dan tingkat kepercayaan yang tinggi.
“Ada kecenderungan partai-partai takut mencalonkan sebagai capres dan cawapres apalagi kalau yang maju prabowo subianto untuk yang kedua kalinya, karena bagi partai itu sulit melawan Prabowo yang mungkin akan mudah memenangkan pertarungan yang sekian kalinya,” ucap Adi.
Adi menilai kebiasaan pragmatis para partai akan meningkatkan kecenderungan partai-partai kecil untuk berkoalisi dengan partai besar untuk mengamankan posisinya.
BACA JUGA:73,3 Persen Publik Setuju Koalisi KIM Plus, Prabowo Dinilai Berhasil Merangkul Lawan
Adi juga menyebut Gibran sebagai tokoh politik yang memiliki kesempatan besar untuk memajukan diri melihat posisinya sebagai wakil presiden berusia muda, anak mantan presiden, sekaligus kakak dari seorang ketua umum partai.
“Mestinya orang-orang seperti gibran yang ingin naik level politiknya, bukan lagi mengincar posisi wapres di 5 tahun yang akan datang, ini saatnya. Toh gibran itu adalah populer orangnya, elektabilitasnya tinggi, dan gibran ga perlu capek capek cari partai besar seperti golkar ataupun gerindra. Gibran cukup misalnya meyakinkan PSI”
BACA JUGA:Beber Rencana Anies Baswedan, Tom Lembong Isyaratkan untuk Bermanuver ke Partai Politik Lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: