Akses Buku Braille Masih Terbatas, DJKI Tingkatkan Inklusivitas di Hari Braille Dunia
Festival Anak Difabel Hadirkan Kreasi Luar Biasa-Julian Romadhon-Harian Disway
"Teknologi menjadi jembatan bagi penyandang disabilitas untuk terhubung dengan dunia pengetahuan yang lebih luas. Kami mendorong agar teknologi ini dapat terus berkembang demi inklusivitas,” tambah Agung.
Dalam peringatan Hari Braille Dunia 2025, DJKI mengajak masyarakat untuk berperan aktif menciptakan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
BACA JUGA:Difabel Tanggap Bencana: Langkah Menuju Masyarakat Tangguh dan Inklusif
Hal itu dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi inklusif dan mendukung inisiatif yang memastikan semua orang dapat menikmati karya intelektual tanpa terkecuali.
Kepala Bagian Yayasan Mitra Netra Aria Indrawati menyatakan bahwa sebelumnya ada beberapa pihak yang mempertanyakan legalitas produksi buku braille, audio, maupun ipap. Hal itu berubah sejak Indonesia meratifikasi Traktat Marrakesh.
“Kalau dulu sebelum adanya PP 27/2019, banyak penerbit yang mempertanyakan apakah yang Mitra Netra kerjakan merupakan pelanggaran hak cipta atau tidak,” terangnya.
BACA JUGA:Tasyakuran Hari Jadi ke-76 Polwan Bersama Kaum Difabel Probolinggo
Tetapi, sejak ada regulasi yang mendukung hal tersebut, pihak-pihak yang mempertanyakan terkait fasilitasi akses untuk para difabel hampir tidak ada lagi.
Meski demikian, Aria menyadari bahwa akses literasi untuk kalangan difabel belum banyak diketahui oleh masyarakat maupun para penyandang disabilitas.
Pengguna perpustakaan Mitra Netra daring baru di angka 2.568 orang. Sementara, jumlah buku dari perpustakaan ini mencapai 3.144 untuk melayani seluruh penyandang tunanetra di Indonesia yaitu sekitar 4 juta jiwa.
BACA JUGA:Pemkot Pasuruan Salurkan Bansos untuk Anak Difabel dan Lansia
Ada jarak yang cukup luas antara ketersediaan buku untuk para difabel dibandingkan dengan kebutuhan mereka.
Sebab, produksi buku braille itu membutuhkan biaya paling besar untuk mencetak kertas dengan yang spesifik, ukuran spesifik, bentuk lebih besar dari buku cetak tinta.
“Namun, kami berkomitmen untuk tetap konsisten memproduksi dan menyediakan buku-buku braille, audio, dan ipap untuk teman netra di seluruh Indonesia secara gratis,” lanjutnya.
BACA JUGA:Asrama Haji Surabaya Siapkan Empat Mobil Golf untuk Layani Jamaah Difabel dan Lansia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: