Fotografi Cosplay di Event Jepang Surabaya: Dari Hiburan Menjadi Rivalitas Bisnis

Di balik ramainya jasa bisnis fotografi di event Jepang, tidak sedikit dari mereka sering kali bersaing dengan cara tidak sehat melalui media sosial. --Pinterest
BACA JUGA:Mengenal Teknik Tradisional Fotografi Lewat Pameran Fotografi CIPHOC
Selain itu, terkadang flash seorang fotografer cosplay secara otomatis bisa tergabung dengan flash fotografer lain, sehingga dari sini muncul keegoisan berupa saling menegur untuk tidak menggunakan teknik bounching atau mengganti channel pada trigger flash.
Padahal beberapa fotografer cosplay yang memiliki alat terbatas harus menggunakan teknik permainan flash seperti bounching atau teknik lainnya supaya hasil mereka bisa lebih maksimal.
Terlebih lagi venue event Jejepangan memiliki area terbatas, sehingga peneguran untuk tidak menggunakan teknik tertentu dirasa kurang tepat karena bukan hanya satu fotografer saja menginginkan hasil yang lebih baik.
Penyerangan secara personal sesama fotografer cosplay pun menjadi masalah dalam event Jejepangan. --Pinterest
Kurangnya Solidaritas Sesama Fotografer Cosplay
Dari berbagai permasalahan yang disebutkan bahwa pada dasarnya fotografer cosplay di Surabaya masih cenderung egois dan kurang solid dalam mengayomi baik pemula atau profesional, keegoisan tersebut muncul ketika fotografer-fotografer cosplay mau berteman dengan yang alatnya memadai atau yang sudah punya nama.
Sehingga ketika ada fotografer yang belum memiliki nama pun dapat tersingkirkan dari pertemanan. Dari sini munculah rasa benci yang begitu tinggi, sehingga hubungan di antara mereka renggang. Mungkin jika terlihat di permukaan mereka berteman dan merasa tidak ada masalah. Namun, di balik semua itu tidak seindah dengan yang ada di permukaan.
Salah satunya memanfaatkan akun media sosial untuk menggiring isu-isu yang bertujuan saling menjatuhkan. Hal tersebut menjadikan event bukan lagi tempat berkumpulnya para penggemar Jepang, melainkan medan perang dagang jasa.
BACA JUGA:Para Cosplayer Bikin Biznet Festival Makin Warna-Warni
Apakah salah ketika ada persaingan bisnis? Tentu saja tidak ada masalah. Berbisnis dalam event merupakan sebuah peluang yang bagus. Akan tetapi, yang menjadi masalah ketika persaingan tersebut berupa saling menjatuhkan. Apakah hal semacam ini harus terus menerus berlangsung dalam event Jepang? (*)
Adi Suryo Nugroho--
*) Mahasiswa Magister Kajian Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: