Angin Monsun Asia Menguat di Awal Tahun, Kontribusi Pada Cuaca Ekstrem di Indonesia

Angin Monsun Asia Menguat di Awal Tahun, Kontribusi Pada Cuaca Ekstrem di Indonesia

Ilustrasi. Angin Monsun Asia menguat di awal tahun membawa banyak uap air yang memicu hujan-Bing Image Creator -

HARIAN DISWAY - Selain keberadaan Bibit Siklon 97S di Samudera Hindia selatan Jawa, BMKG juga melaporkan penguatan siklus Angin Monsun Asia yang bertiup melewati wilayah Indonesia pada awal tahun 2025 ini. 

Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa potensi peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan Bibit Siklon 97S, tetapi juga oleh kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas lebih tinggi.

"Angin Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat," ungkap Andri Ramdhani Kamis, 9 Januari 2024. 

BACA JUGA:Waspada! Bibit Siklon Tropis 97S Terdeteksi di Selatan Jawa Timur, Picu Cuaca Ekstrem Untuk Beberapa Wilayah Ini

Angin Monsun sendiri adalah siklus angin yang bertiup bergantian dari benua Asia ke Australia dan sebaliknya. Angin ini bertiup akibat perbedaan suhu benua dan lautan. Angin Monsun barat bertiup dari benua Asia menuju Australia melewati wilayah Indonesia. Membawa banyak uap air yang bisa memicu hujan. 

Angin Monsun juga dikenal di Indonesia dengan Angin Muson Barat dan Angin Muson Timur


Siklus Angin Monsun/Muson Asia dan Australia-BMKG-

Hingga Jumat, 10 Januari 2024, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta melaporkan bahwa bibit siklon 97S masih berputar di Samudera Hindia selatan Jawa dengan kecepatan angin maksimum 20 knot. Namun prospeknya untuk tumbuh menjadi siklon tropis dinyatakan rendah. 

Andri menjelaskan bahwa selain Bibit Siklon Tropis 97S, sirkulasi siklonik yang sudah terbentuk beberapa hari lalu di sekitar Nusa Tenggara juga memengaruhi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia. Kondisi ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diprakirakan tetap aktif dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

BACA JUGA:Warning! Kepala BMKG Sebut Curah Hujan di Jatim Bisa Sangat Tinggi

BACA JUGA:Kepala BMKG Sebut Curah Hujan Bisa Meningkat Hingga 40 Persen, Ada Pengaruh La Nina

Melihat potensi cuaca yang signifikan, Andri mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap dampak cuaca tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.

"Kami mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: