Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (3): Jadi Waiters Layani Awkarin

Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (3): Jadi Waiters Layani Awkarin

Fadzil Hashim (kiri depan), orang Malaysia pemilik Restoran Malaysia, yang datang beserta anak dan istrinya. Tampak Yunaz Karaman (bertopi) dan kawan-kawannya. -Yunaz Karaman-

Saya pun dituntut cepat menjadi waiters yang bisa melayani banyak tamu yang makan. Tidak hanya wisatawan dari Malaysia atau Indonesia, tapi banyak yang datang dari Tiongkok, Jepang, dan Korea. Mereka rata-rata mencari menu nasi dan menu yang sedikit pedas. 

Pengalaman pertama yang tak pernah terbayangkan itu membuat saya akhirnya banyak belajar. Misalnya, saya makin menyadari bahwa semua pekerjaan adalah mulia. Tidak ada pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Meskipun ada istilah blue collar dan white collar.

Apalagi, saya tidak hanya bisa menambah uang saku sehari-hari. Tapi pendapatan dari hasil bekerja harian itu menambah tabungan yang saya kirim untuk istri di Indonesia. Satu lagi, saya punya cara mengisi waktu luang di akhir pekan.
Menu kesukaan Yunaz Karaman yang dijual di Restoran Malaysia yakni mi goreng. -Yunaz Karaman-

BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (6): Cappadocia di Depan Mata

Banyak sekali yang saya dapatkan. Saya bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda-beda saat melayani atau mengantar pesanan mereka. Saya jadi tahu bagaimana menjaga sikap, cara menawarkan makanan kepada tamu, hingga selesai dan meninggalkan restoran.

Saya lihat, pengunjung yang berasal dari Indonesia, sangat nyaman berlama-lama di restoran. Mereka bersikap seperti di rumah sendiri saja. Biasanya mereka datang karena sengaja mencari makanan yang cocok setelah berhari-hari bosan dengan makanan Turkiye.

Sering kali saya ditanya; “Kok bisa sampai sini?”, “Loh orang Indonesia toh?”, dan sebagainya. Menandakan mereka senang bertemu dengan sesama orang negeri sendiri. Beberapa wisatawan lainnya sering menanyakan bagaimana cara saya mendaftar kuliah atau mendapatkan beasiswa dari pemerintah Turkiye.
Pada pagi hari, balon udara yang dinaiki para wisatawan di Cappadocia, bisa dilihat di atas Restoran Malaysia di Goreme. -Yunaz Karaman-

BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh Yunaz Karaman (7): Diskon Bus dan Museum

Di antara pengunjung dari Indonesia yang mampir ke restoran itu ada seorang influencer, Awkarin. Selebritas internet, YouTuber, model, pengusaha dan penyanyi- itu datang bersama rombongannya pada Ramadan 2025 lalu.

Ada pula kunjungan staf Kedutaan Besar Belanda di Turkiye yang sedang wisata di Cappadocia. Kami sempat berbincang akrab dan bertukar nomor WhatsApp loh. 

Beberapa waktu yang lalu saya akhirnya bertemu pemilik Restoran Malaysia tempat saya bekerja, Fadzil Hashim. Ia datang bersama manajernya, Fariz Hasan, untuk mengurus pekerjaan di Turkiye. Fadzil adalah pengusaha dan pemilik beberapa bisnis dan sekolah berbasis Islam di Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lain. 

BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Mohammad Rozi (1): Gurihnya Merintis Jualan Tempe di Inggris

Saya sampaikan padanya, ucapan terima kasih, karena telah diberi kesempatan bekerja di restorannya. Sebab semua itu menjadi catatan yang tidak akan saya lupakan. Terutama sebagai diaspora yang harus tahu cara ”menyambung hidup” dan tidak sekadar menjalani hidup di perantauan. (*)


Yunaz Karaman--

*) Mahasiswa Pascasarjana di Nevsehir Haci Bektas Veli University, Turkiye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: yunaz karaman