Menjadi Lansia yang Bahagia

Menjadi Lansia yang Bahagia

FASILITAS publik untuk lansia di sekitar tempat tinggal penulis di Kota Rizhao, Tiongkok.-Jagaddhito Probokusumo untuk Harian Disway-

BACA JUGA:Topan Khanun Ganggu Penerbangan hingga Tewaskan Satu Lansia di Okinawa

BACA JUGA:Robot Paro, Efektif pada Lansia dan Autisme, Bisa Tenangkan Astronot Mars

Hal itu memicu ketergantungan terhadap keluarga dan lingkungan sekitar. Kesepian juga menyelimuti hari para lansia. 

Mayoritas lansia sudah ditinggalkan orang terkasih. Rasa sakit dan sedih makin dirasakan karena sedikit tempat bagi mereka untuk menumpahkan curahan hati sehingga asa kesepian akan kian meningkat. 

Dampak psikologis itu sangat serius karena memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Kualitas hidup yang menurun itu membuat lansia merasa kurang berharga dan terisolasi.

Beberapa negara telah menyalakan lampu merah perihal timpangnya peta demografi. Banyak negara sudah kewalahan mengurus para lansia. Menyedihkan jika kita menengok Jepang sebagai salah satu negara dengan AHH tertinggi di dunia, tetapi tercatat 68.000 lansia ditemukan meninggal dalam kesendirian (kodokushi) pada 2024.

BACA JUGA:Shared Children dan Upaya Merawat Lansia Merana di Ujung Usia

BACA JUGA:Lima Kriteria Jemaah Haji Lansia Yang Akan Disafariwukufkan

Kita beralih ke Tiongkok. Pada akhir 2024, jumlah populasi lansia telah mencapai 297 juta (21 persen dari total populasi Tiongkok). Itu setara dengan jumlah penduduk Indonesia. 

Sejak Mei 2023, Tiongkok menerapkan sistem nasional yang memerinci sejumlah layanan perawatan dasar bagi lansia. 

Sistem itu memikiki daftar 16 jenis layanan yang terbagi dalam 3 katagori: Bantuan hidup untuk kebutuhan dasar, perawatan lansia harian, dan kesehatan mental. 

Selama periode lima tahun terakhir (2021–2024), pemerintah pusat Tiongkok telah merenovasi 300 ribu rumah berbasis tempat tidur untuk kebutuhan perawatan dan 530 ribu orang telah menerima pelayanan perawatan homecare

Di Shenzen, Tiongkok Selatan, pemerintah telah memasang 395 lift yang memberikan manfaat kepada > 30 ribu penduduk. 

Di Hangzhou, para lansia dapat menikmati transporasi umum seperti bus dan kereta bawah tanah secara gratis. Fasilitas itu memungkinkan para lansia untuk memiliki kehidupan sosial secara utuh. 

Saya sendiri menikmati beberapa fasilitas publik di sekitar tempat tinggal saya di Rizhao. Jaraknya kurang lebih 1,5 km dari tempat tinggal saya. Pemerintah Kota Rizhao membangun banyak taman dan pusat kebugaran ramah lansia secara mudah dan gratis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: